Jumat, 27 November 2015

 Curug Dago Keindahan Tersembunyi di Bandung
           Curug Dago merupakan sebuah objek wisata Air terjun di bandung yang memiliki ketinggian air sekitar 12 m saja dan berada pada ketinggian sekitar 800 meter diatas permukaan laut. Terbentuknya curug ini berasal dari aliran sungai Cikapundung yang mengalir dari Maribaya dan memasuki kota Bandung.

Karena lokasinya bisa dikatakan tersembunyi, dan berada di daerah Bukit Dago yang masih termasuk dalam kawasan Taman Hutan Raya Ir H Djuanda, Bandung, dan kurangnya promosi wisata membuat curug ini semakin sedikit pengunjungnya. Walaupun demikian wisata Curug Dago menyimpan jejak sejarah dari Kerajaan Thailand. Tidak jauh dari air terjun, terdapat dua buah prasasti batu tulis bekas peninggalan sejarah pada tahun 1818 M.  Menurut penafsiran dari para ahli sejarah, dua prasasti tersebut merupakan peninggalan dari Raja Rama V  atau Raja Chulalonkorn dan Raja Rama VII atau Pradjathipok Pharaminthara yang berasal dari dinasti Chakri dan pernah berkunjung ke Curug Dago.

Curug Dago
Curug Dago

Saat ini keadaan wisata Curug Dago sudah banyak mengalami perubahan, salah satunya adalah kondisi air sungainya yang keruh dan berwarna kecoklatan dan juga sudah mulai banyak sampah yang mengotori aliran sungai. Hal ini terjadi karena sudah banyaknya pemukiman yang terdapat diatas Curug serta semakin banyaknya pabrik-pabrik pengolahan yang menyebabkan hutan yang dahulunya berfungsi sebagai pelindung ekosistim alam semakin lama semakin tergerus.

Lokasi Curug Dago :

Curug Dago terletak di Desa Dago, Kec. Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat, Pulau Jawa, Indonesia. Terletak sekitar 8 km dari pusat kota Bandung menuju arah utara. Untuk Anda yang ingin menuju kawasan wisata ke Curug Dago ada dua jalan alternatif yang dapat Anda tempuh. Dapat melewati jalan di seberang Terminal dago atau melewati Taman Budaya Ganesha Dago atau Dago Tea House yang berada di Jl, Ir. Djuanda.  Pada kedua jalan tersebut Anda hanya dapat menggunakan kendaraan roda dua atau dengan berjalan kaki.

Jika Anda mengambil rute dari Terminal Dago, kemudian masuk ke jalan setapak yang berukuran satu meter, setelah Anda menempuh waktu kira-kira sekitar setengah km dari jalan besar. Kondisi jalannya sudah dibeton dan cukup rapi sehingga akan lebih terasa nyaman untuk dilewati. Untuk Anda yang membawa kendaraan sendiri bisa memarkirnya di pelataran parkir Taman Budaya dan kemudian Anda masih harus melewati jalan setapak dengan anak tangga menurun yang cukup curam.

Seratus meter sebelum sampai di curug, Anda akan menemui plang nama curug yang tulisannya sudah mulai terkelupas di sana sini. Tidak jauh dari plang tersebut ada sebuah pelataran yang cukup luas untuk parkir motor. Dari parkiran ini terdapat sebuah jembatan membentang di Sungai Cikapundun dan menghubungkan sisi kiri dan kanan jeram yang berbatu hitam terbuat dari batuan andesit, itu merupakan bagian atas dari Curug Dago.

Untuk dapat mencapai dasar curug perjalanan masih diteruskan hanya dengan berjalan kaki melewati turunan anak tangga yang terbuat dari beton lagi yang lebih curam dan licin dari sebelumnya dengan pagar yang sudah tidak utuh lagi dan besi pegangannya pun tidak ada. Setelah Anda menuruni anak tangga tersebut sekitar 100 m lagi maka Anda akan sampai di lokasi curug berada.

Pada sekitar kawasan curug ini ada sebuah warung dan juga dua bangunan yang berfungsi sebagai tempat beristirahat. Tempat duduk yang terbuat dari beton juga sudah disiapkan di taman tersebut. Sayangnya jika Anda ingin mencapai curug ini tidak akan menjumpai papan petunjuk, sehingga Anda harus banyak bertanya pada penduduk sekitar Curug.

Sumber : Sites.google.com
Curug Luhur Bogor
Pemandangan jatuhnya air di Curug Luhur Bogor
Curug Luhur adalah nama sebuah air terjun yang berada di kaki Gunung Salak. Curug artinya dalam bahasa Sunda adalah air terjun dan luhur artinya tinggi. Nama curug ini bisa diartikan sebagai curug tinggi atau tertinggi. Nama ini mengacu pada fisiknya yang merupakan yang tertinggi diantara berbagai curug yang ada di kaki gunung simbol Bogor tersebut. Tinggi curug ini sekitar 62 meter dari permukaan tanah.
Curug Luhur sudah sejak lama merupakan sebuah obyek wisata yang mengandalkan pada keindahan alam sekitarnya. Disana terdapat kolam air tepat dibawah curahan air. Sekitarnya pun terdapat sungai kecil yang mengalirkan air dari sang air terjun. Panorama alam yang asri dan tenang dulu merupakan hal yang dikedepankan untuk menarik pengunjung.

Lokasi

Curug Luhur terdapat di Desa Ciapus Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Jaraknya sekitar 20-22 kilometer (diukur memakai odometer Supra Fit November 2014 yang lalu) dari Kebun Raya Bogor. Waktu tempuh (tergantung jenis angkutan yang dipakai serta kondisi lalu lintas) berkisar antara 1 sampai 1 1/2 jam.

Cara menuju ke Curug Luhur

Bila memakai kendaraan pribadi, lokasinya dapat dicapai melalui dua jalur (dari Jakarta)
  1. Melalui Kebun Raya – Empang – Cikaret – Ciapus
  2. Melalui Jalan Soleh Iskandar – Jalan Ciomas – Laladon – Simpang Pagelaran (belok kanan lurus) – Curug Luhur
Jaraknya hampir sama. Hanya di opsi no 2 tingkat kepadatan lalu lintas lebih rendah karena melalui jalur perkampungan. Walaupun demikian jalur no 2, jalannya sudah teraspal dengan baik.
Kalau memakai kendaraan umum tersedia angkot no 03 Biru jurusan Ramayana – Ciapus tersedia di depan Bogor Trade Mall/Museum Zoologi. Sayangnya angkot ini akhir rutenya adalah di perempatan Ciapus yang jaraknya masih 7 kilometer dari lokasi. Secara resmi tidak ada angkot lanjutan menuju loasi curug. Walaupun demikian seringkali angkot no 03 Biru ini bisa melanjutkan perjalanan dengan ongkos ekstra (kalau penumpangnya penuh).
Oleh karena itu disarankan lebih baik memakai kendaraan pribadi apabila hendak ke Curug Luhur
Taman Wisata Curug Luhur Bogor
Perosotan di Taman Wisata Curug Luhur Bogor

Harga Tiket

Curug Luhur atau namanya sekarang Taman Wisata Curug Luhur dikelola pihak swasta yang menerapkan tarif masuk sebesar
Tiket masuk        :  Ro. 40,000.- per orang
Tarif Parkir          :   Rp. 8,000/per sepeda motor dan  Rp. 20,000/per mobil
Tarif ini adalah tarif resmi. Hanya biasanya ada pungutan tambahan dari ‘preman’ sekitar dengan alasan jasa parkir dan lain sebagainya

Apa yang ada di Curug Luhur?

Berbeda dari masa lalu Taman Wisata curug ini tidak lagi mengandalkan curugnya sendiri dan keindahan alam sekitar. Taman wisata ini mengandalkan pada sebuah “waterboom” atau “water adventure park” seperti yang ada di kota. Terdapat berbagai macam kolam buatan untuk berbagai usia. Perosotan mengulir menuju kolam-kolam pun menunjukkan sebuah usaha meniru taman rekreasi air yang banyak terdapat di kota Bogor. Air untuk kolam berasal dari aliran air yang sama dengan air terjunnya sehingga terasa dingin.
Air terjun-nya sendiri masih ada hanya sudah dipagari dan pengunjung tidak diperkenankan bermain di dalam kolam alami di bawah curug.
Selain itu di dalam kompleks taman wisata ini terdapat banyak warung-warung yang menyediakan jajanan serta souvenir.
Taman Wisata Curug Luhur
Fasilitas yang ada di Curug Luhur
Sekilas Pandang
Sayang! Saya merasa sayang sekali dengan perubahan yang terjadi di Curug Luhur. Di masa sudah semakin sulit mencari nuansa alami dari alam, satu lagi sebuah keindahan alam harus ditukar untuk kepentingan komersial.
Kalau melihat situasinya saat ini tidak terlihat lagi adanya panorama alam yang menenangkan. Rimbunnya pepohonan sudah ditukar dengan berbagai bangunan dan fasilitas penunjang lainnya.
Pengelola tempat ini sepertinya hanya mencoba meniru hal-hal yang sedang ngetrend di kota untuk menarik pengunjung. Tidak terlihat untuk mencoba mengharmonisasi bentuk dari berbagai bangunan dan fasilitas yang ada dengan alam sekitar. Rupanya prinsip yang penting menghasilkan pun dipakai disini.
Padahal kalau mengedepankan konsep waterboom sendiri di kota Bogor sudah terdapat banyak sekali tempat wisata dengan konsep yang sama seperti Marco Polo Water Adventure, The Jungle, Zam Zam Tirta. Fasilitas dan keamanan di taman wisata sejenis yang ada di kota Bogor jauh lebih lengkap. Selain itu jaraknya tidak jauh dari pusat kota dibandingkan harus ke Taman Wisata Curug Luhur.
Tiket masuknya pun tergolong cukup mahal mengingat Zam Zam Tirta hanya Rp 15,000 di hari biasa dan Rp. 25,000 saja di hari libur/akhir pekan . Marcopolo Water Adventure mengenakan tarif Rp 45,000 hari biasa dan Rp 60,000 akhir pekan atau hari libur sekali lagi dengan fasilitas yang lebih lengkap dan tempat parkir yang terjamin (tarif parkir juga lebih murah). Keduanya pun mudah diakses dari kota Bogor.
Sepertinya pengelola Taman Wisata Curug Luhur mengandalkan pada nama tenar sang air terjun yang sudah dikenal bahkan di luar Bogor terutama warga Jakarta. Hanya pertanyaannya sampai kapan nama besar sang air terjun dapat menopang kehidupan taman wisata tersebut. Terutama bila dalam berbagai sisi ekonomi taman wisata ini tidak akan bisa bersaing dengan tempat rekreasi sejenis.
Pertanyaan lanjutannya, ketika pengelolaan taman wisata ini terhenti karena berbagai alasan kalah bersaing? Lalu apa yang terjadi dengan berbagai bangunan yang ada disana? Bisakah keindahan Curug Luhur dikembalikan seperti semula bila hal tersebut terjadi?
Pertigaan Ciapus
Pertigaan akhir trayek 03 Biru Ramayana Ciapus
Saya mungkin terlalu paranoid dan pesimistis dalam hal ini. Hanya kunjungan terakhir kesana memberi kesan bahwa tempat tersebut kurang begitu terawat. Saya harap ketakutan saya tidak terjadi. Semoga!
Saran
– Perhatikan anak-anak anda selama bermain karena terlihat lantai sekitar taman wisata cukup licin dan di beberapa bagian terlihat lumut
– Jangan pulang terlalu sore mengingat cuaca Bogor sering hujan dan cepat gelap. Jalan ke dan dari lokasi minim penerangan
– Lebih baik memakai kendaraan sendiri karena angkot menuju dan dari lokasi sangat terbatas

Sumber : http://lovelybogor.com/curug-luhur-bogor/
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
https://f2936ec5-a-62cb3a1a-s-sites.googlegroups.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-cigamea---bogor/Curug%20Cigamea-91.jpg?attachauth=ANoY7cofEhyq2K4BLUv7m-qbA5jhNrxPMWSM1CrFvBi03csatYkk_BaQNBBZHbtCsHhD9SrB_dVeTfKuvuyANPkcC88HwsbeWO0WMfIom94YEVmU5e2jYihSsMsdf9f75GdFq_SBaTRo20_AYulfcdKC3s5yQ1ZfxCxrD4HNM41VYLzEsaNs73Kpm4IV4sOI-1ZtChw4icVrYvkx5GER34CaNGDWt9BVKagjHIeX1eCL66cRzLB3wBZZEQ-Z-s4GClfZgrMRJNWasryz5gJVqivNHhvjcLmm1Q%3D%3D&attredirects=0Curug Cigamea terdiri dari dua air terjun utama dengan karakter berbeda. Air terjun pertama lebih dekat dengan jalan masuk, dengan tebing curam menyerupai dinding dan didominasi bebatuan hitam.  Kolam limpahan air yang berada dibawahnya tidak terlalu dalam dan luas sehingga tidak bisa digunakan untuk berenang.

Sementara air terjun kedua berjarak sekitar 30 meter dari air terjun pertama dan berada di celah tebing.  
Air terjun kedua ini memiliki ketinggian sekitar 50 meter dengan aliran air yang turun semakin lebar membelah tebing bebatuan yang berwarna hitam kecoklatan serta tumpahan air yang cukup deras dibandingkan air terjun yang pertama.  Kolam limpahan air yang ada di bawah air terjun kedua ini cukup luas dengan warna air yang biru kehijau-hijauan di bagian tengah kolam menandakan bagian tersebut cukup dalam, sehingga bisa digunakan untuk berenang.

Sepintas bila dilihat dari bawah, sumber air yang
berada di atas air terjun kedua ini berada sedikit di bawah air terjun pertama, padahal sebenarnya tidak. Dari hasil pengamatan mulai dari masuk lokasi ini, terlihat jelas bahwa air terjun kedua ini memiliki ketinggian yang lebih tinggi dari air trjun pertama, namun karena tertutup oleh rimbunnya pepeohonan dan adanya bagian tanah yang sedikit menjorok ke muka, praktis bagian atasnya tidak bisa dilihat saat berada di lokasi

Curug ini berada di
Kawasan Wisata Gunung Salak Endah (GSE) di kaki Gunung Salak di bawah naungan TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak).  Di kawasan ini terdapat juga tiga curug lain, yaitu Curug Seribu, Curug Ngumpet dan Curug Cihurang.
 
Sumber : https://f2936ec5-a-62cb3a1a-s-sites.googlegroups.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-cigamea---bogor/Curug Cigamea-91.jpg?attachauth=ANoY7cofEhyq2K4BLUv7m-qbA5jhNrxPMW
 Curug Seribu
     
                Curug Seribu adalah air terjun alam terbesar yang pernah saya kunjungi di dalam kawasan Taman Nasional Halimun-Salak, kabupaten Bogor. Namun demikian jalan ke sana adalah yang paling sulit serta paling terjal, dan lebih baik tidak pergi ke sana kecuali anda menikmati perjalanan fisik yang menantang dan benar-benar mencintai alam dalam bentuk aslinya.
Cabang jalan yang mengarah ke tempat parkir saja sudah demikian terjalnya, sehingga Pak Dayat, supir mobil, perlu menyetir dengan kehati-hatian yang lebih. Bagaimanapun, ini adalah salah satu pengalaman terbaik yang saya miliki selama menelusuri sudut-sudut negeri tercinta ini.
Pak Dayat memarkir mobil di depan sebuah warung yang terlihat sederhana, sekitar 500 meter dari areal parkir yang seharusnya, dikarenakan kondisi jalan yang sangat buruk. Seorang wanita paruh baya mengatakan dengan meyakinkan bahwa perjalanan ke Curug Seribu tidaklah begitu jauh, hanya membutuhkan setengah jam perjalanan saja.
Pengalaman bagaimana pun membuktikan agar kita tidak begitu saja percaya pada orang dusun mengenai jarak dan waktu tempuh, karena mereka cenderung selalu memberi potongan yang lumayan besar.
curug seribu gunung bunder bogor
Sebagian dari ketinggian tebing yang mengarah ke dasar dari Curug Seribu. Pemandangannya sepanjang jalan ke Curug Seribu sangat alami dan indah. Selama beberapa menit berjalan melalui lintasan menurun berbatu, masih terasa agak ringan.
Sebatang pohon tumbang melintang di lintasan jalan yang memaksa kami merunduk untuk melewatinya. Dalam sepuluh menit pertama perjalanan ke Curug Seribu, kami berpapasan dengan sepasang anak muda yang tengah terengah-engah menata nafas sambil beristirahat dan terlihat seperti terkuras tenaganya.
Mereka membutuhkan waktu satu setengah jam untuk sampai ke Curug Seribu. Meskipun sedikit ragu, saya memutuskan meneruskan perjalanan. Semakin jauh kami melangkah lintasannya kadang naik namun kebanyakan turun. Turunan ke bawah semakin dalam dengan batu tidak beraturan terserak yang bisa sewaktu-waktu melukai kaki.
Kami berpapasan dua remaja lagi dengan paras muka kelelahan, dan mereka menceritakan hal sama tentang jarak dan medan ke Curug Seribu, namun saya sudah di sana dan harus melihat air terjunnya. Setelah 50 menit menempuh perjalanan, sampailah kami di air terjun kecil namun tinggi. Sayup-sayup suara gemuruh Curug Seribu sudah terdengar.
curug seribu gunung bunder bogor
Setelah sekitar lima belas menit lagi berjalan kaki, kami akhirnya sampai di tepi tebing dengan pandangan langsung ke Curug Seribu. Kolam yang terbentuk di dasar Curug terlihat pada gambar di atas.
Air terjun terbesar Curug Seribu yang menebarkan butiran halus air ke segala arah, dan bisa membuat orang basah dalam radius 30 meter hanya dalam beberapa menit. Pemandangan alam Curug Seribu sungguh asli, tanpa terlihat barang atau fasilitas buatan manusia di sana.
Adalah keputusan yang tepat meminta Pak Dayat untuk ikut menemani, tidak saja untuk membawa tas kamera yang lumayan berat serta membawa payung panjang untuk berjaga-jaga jika hujan turun, namun juga sebagai teman dalam perjalanan yang lumayan panjang dan sepi di Curug Seribu ini.
curug seribu gunung bunder bogor
Ada beberapa air terjun kecil di lokasi Curug Seribu ini, selain satu air terjun besar yang gemuruh suaranya bisa terdengar dari jauh. Saat itu adalah akhir musim kemarau, sehingga debit air bisa dua sampai tiga kali lipatnya di saat puncak musim penghujan, dan akan sangat berbahaya berada di sungai ketika terjadi hujan lebat.
Saya memutuskan untuk tidak turun ke dasar sungai, selain sudah terlalu capek secara fisik juga tak melihat ada jalan mudah untuk turun ke sana. Lagipula suasana sangat sepi dan hanya tinggal kami berdua yang berada di tempat itu. Kekhawatiran hujan akan turun juga ada.
Dalam perjalanan pulang dari Curug Seribu saya bertemu sepasang kekasih tengah berada di bebatuan di curug kecil yang terletak beberapa puluh meter sebelum Curug Seribu. Sang gadis menolak untuk berjalan lebih jauh lagi, sekalipun saya beritahu bahwa Curug Seribu sudah cukup dekat.
Di bawah ini video definisi tinggi yang diambil menggunakan kamera Canon 500D. Bunyi berisik yang terdengar adalah suara Curug Seribu.

Perjalan pulang dari Curug Seribu jelas jauh lebih berat. Beruntung, terpikir untuk menggunakan cara berjalan yang kemudian saya namakan jalan ala zombie, yaitu berjalan dengan langkah pendek dengan energi minimum, tanpa usaha yang berlebih ketika menaiki undakan, melangkah pelan ke depan dengan teratur tanpa beristirahat, dan menggunakan payung sebagai tongkat penunjang.
Dengan akal-akalan seperti itu, saya bisa sampai kembali ke warung dimana kami memarkir mobil dengan napas yang masih lumayan teratur. Bukannya mengomel, saya malah berterima kasih kepada ibu pemilik warung karena ‘berbohong’ tentang jarak, karena jika tidak maka saya mungkin tidak akan berani untuk pergi ke Curug Seribu.
CATATAN PENTING !!!
Jangan sekali-sekali mandi di Curug Seribu, sangat berbahaya, karena pusaran air yang sangat kuat.

Sumber : http://www.thearoengbinangproject.com/curug-seribu-bogor/

Jalan-Jalan ke Curug Layung, Kabupaten Bandung Barat

Selain wisata kuliner dan fashion, tak ada salahnya anda juga coba berkunjung ke objek wisata alam yang ada di Bandung. Ada banyak sekali objek wisata alam yang bisa anda kunjungi di Bandung, mengingat Bandung yang letaknya dilingkung gunung, tentunya akan ada banyak tempat dengan pemandangan indah yang bisa anda nikmati di sekeliling Bandung mulai dari Barat, Timur, Selatan maupun Utara. Salah satu yang bisa dicoba adalah Curug Layung.

Curug dalam bahasa Sunda yang artinya Air Terjun memang banyak terdapat di wilayah Bandung karena di sekeliling gunung-gunung yang mengelilingi Cekungan Bandung terdapat banyak sekali mata air yang mengalir mengarah ke cekungan Bandung. Ada yang memang sudah resmi menjadi tempat wisata dan dikelola dengan cukup baik, namun ada juga yang masih jarang terjamah oleh wisatawan dan nampak masih alami.

Curug Layung via T. Bachtiar Geo 2012


Salah satu curug yang belum banyak dikunjungi wisatawan adalah Curug Layung di Cisarua Lembang. Curug ini merupakan salah satu dari sekian banyak Curug di Aliran sungai Ci Mahi. Terletak di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Curug ini sempat tertutup untuk umum ketika dulu wilayahnya termasuk ke dalam area latihan Kopassus di kaki Gunung Burangrang. Namun sejak tahun 2012 tempat ini mulai dibuka lagi sebagai objek wisata.

Curug Layung ini tidak terlalu tinggi alirannya, namun memiliki kolam alami yang cukup luas. Biasanya curug ini dijadikan areal berenang bagi para pengunjung yang tahan dengan dinginnya air sungai Ci Mahi yang mengalir dari hulunya di daerah Situ Lembang. Curug ini ada di urutan paling hulu di aliran sungai Ci Mahi, ke arah hilir makin ke bawah masih ada curug lain, yakni Curug Tilu, Curug Bugbrug, Curug Cimahi, Curug Panganten dan Curug Lalay.

Hiking Menuju Curug Layung

Menuju Curug Layung ini terdapat dua jalan utama yang bisa dilewati, yakni lewat jalur Komando dan lewat jalur daerah wisata CIC. Jika dari arah Bandung/Lembang, anda bisa memasuki jalan Kolonel Masturi hingga melewati objek wisata Curug Cimahi lalu masuk ke jalan Komando. Jika dari arah Cimahi, anda bisa melewati jalan Kolonel Masturi lalu masuk ke jalan Komando sebelum objek Wisata Curug Cimahi. Ikuti jalur menanjak hingga masuk gerbang wisata Curug Layung. Di sini anda bisa memarkirkan kendaraan dan membeli tiket masuk seharga Rp 10.000. Dari sini anda bisa hiking menyusuri jalur hutan pinus di kaki gunung Burangrang menuju Curug Layung.

Alternatif lain bisa lewat objek Wisata CIC. Objek wisata CIC ini masih berada di dekat pintu gerbang objek wisata Curug Cimahi. Masuk dan ikuti jalur menuju CIC dan membeli tiket seharga Rp 7000. Dari areal wisata CIC ini anda bisa menuju Curug Layung melewati jalur sungai atau jalur kebun teh. Bagi yang suka hiking, jalur CIC ini lebih menarik karena anda bisa hiking menyusuri jalur sungai Ci Mahi melewati Jembatan Bambu yang melintang di atas aliran sungai sekaligus bisa menikmati Curug Tilu yang mengalir setelah Curug Layung. Anda juga bisa menikmati hijaunya perkebunan teh Sukawana sebelum sampai di Curug Layung.

Dari objek wisata CIC menuju Curug Layung bisa ditempuh dengan waktu 30 menit hingga 1 jam perjalanan jalan kaki menyusuri sungai Ci Mahi. Perjalanan ini akan terbayar dengan indahnya pemandangan sepanjang perjalanan dan juga segarnya air di Curug Layung yang masih bersih dan alami.
 

Sumber : http://reswaraku.blogspot.co.id/2015/01/cari-wisata-murah-di-bandung-coba.html
     GUNUNG AGUNG

     Gunung Agung adalah gunung tertinggi di pulau Bali dengan ketinggian 3.031 mdpl. Gunung ini terletak di kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem - Bali.
Gunung Agung adalah gunung berapi tipe stratovolcano, gunung ini memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan uap air. Dari Pura Besakih gunung ini nampak dengan kerucut runcing sempurna, tetapi sebenarnya puncak gunung ini memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar.
Dari puncak gunung Agung kita dapat melihat puncak Gunung Rinjani yang berada di pulau Lombok di sebelah timur, meskipun kedua gunung tertutup awan karena kedua puncak gunung tersebut berada di atas awan, kepulauan Nusa Penida di sebelah selatan beserta pantai-pantainya, termasuk pantai Sanur serta gunung dan danau Batur di sebelah barat laut

Kepercayaan masyarakat

Masyarakat Hindu Bali percaya bahwa Gunung Agung adalah tempat bersemayamnya dewa-dewa, dan juga masyarakat mempercayai bahwa digunung ini terdapat istana dewata. Oleh karena itu, masyarakat bali menjadikan tempat ini sebagai tempat kramat yang disucikan.

Jalur pendakian

Gunung Api (kiri) adalah titik tertinggi di Bali
Pendakian menuju puncak gunung ini dapat dimulai dari tiga jalur pendakian yaitu :
  • Dari selatan adalah dari kecamatan Selat kabupaten Karangasem dengan basecamp di Pura Pasar Agung lewat pasar Selat.
  • Dari tenggara ialah dari Budakeling lewat nangka
  • Dari barat daya yang merupakan jalur pendakian yang umum digunakan oleh para pendaki yaitu dari Pura Besakih kecamatan Rendang, kabupaten Karangasem. Karena banyak peristiwa kecelakaan dan hilangnya beberapa pendaki, maka sejak Mei 2009 setiap pendakian gunung Agung lewat Sebudi maupun besakih,,karangasem harus memakai jasa pemandu untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecelakaan dengan tarif yang telah ditentukan.
    • Dari Pura Pasar Agung,Selat: perjalanan kurang lebih 4 jam untuk sampai ke puncak. ( 2.850 m )
    • Dari Pura Besakih, Rendang : perjalanan kurang lebih 6 jam untuk sampai ke puncak. ( ketinggian maks. 3.031 m)
Bagi Setiap Pendaki Disarankan memesan jasa guide sebelum melakukan pendakian.
  • Disarankan bagi para pendaki untuk tidak membawa makanan berbahan sapi, karena area gunung ini sangat disucikan.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Agung
  •  
  • Sumber :

Objek wisata Curug Cilember Puncak Bogor


 setelah  objek wisata Curug Panjang  Objek wisata Air terjun di kawasan puncak bogor selanjutnya adalah Curug cilember yang yang bertetangaan dengan kec.megamendung yaitu di cisarua yang tepatnya berlokasi di desa jojogan.


Di wana Wisata Air terjun cilember ini memiliki 7 curug yang berurutan yang memiliki air yang bening ,jernih nan segar, waktu yang ditempuh untuk bisa mencapai ke curug yang ke-1 biasanya membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 3 jam dengan berjalan kaki. urug paling rendah yang sangat gampang dicapai yaitu curug 7. curug 6 terlalu terjal untuk di daki serta umumnya pengunjung mengarahkan tujuan ke curug 5, lebih kurang 20 menit perjalanan dari curug 7. selanjutnya semakin ke atas curug 4 sampai sesungguhnya kurang diminati oleh pengunjung umumnya, ini lebih pada medan berat serta terjal yang perlu di daki, jika anda melancong dengan para penggemar alam atau sejenisnya serta  kemauan mendaki yang kuat kita akan mendapatkan pengalaman  tersendiri.

Banyak Faasilitas yang terdapat disini seperti tempat kemping, penangkaran kkupu-kupu untuk menambah wawasan tentang satwa, penginapan diantara pohon pinus yang mempunyai kesan tersendiri jika kita berencana untuk menginap dan menikmati segarnya udara dipagi hari yang indah sejuk dan damai.

Bagi kita yang memiliki hobi hiking maupun tracking disediakan juga fasilitas untuk menusuri indahnya kawasan hutan  pinus yang memiliki kepuasan tersendiri apal;gi bangi yang sangat hobi berpetualang.
 
Sumber : http://inpo-wisata.blogspot.co.id/2013/06/objek-wisata-curug-cilember-puncak-bogor.html