Hiking Jalur Jayagiri - Gunung Tangkuban Parahu
M
ungkin para pelancong yang sudah pernah berwisata ke Gn.Tangkuban
Parahu dengan menggunakan kendaraan (mobil,motor atau bus) patut
mencoba jalur yang satu ini dengan berjalan kaki/treking/hiking pasti
akan lebih menyenangkan dengan sensasi serta pemandangan yang lebih
indah disepanjang perjalanan. Seperti judul tulisan diatas kami akan
sedikit membahas jalur yang cukup favorit untuk trekking /hiking dari
kawasan Jayagiri menuju kawasa wisata Gunung Tangkuban Parahu.
Untuk menuju jalan Jayagiri cukup mudah, kita mulai saja dari arah
Bandung tepatnya Terminal Ledeng Jl.Setiabudi. Dari terminal tersebut
kita hanya perlu naik angkot satu kali (yang berwarna krem ) yaitu
jurusan Ciroyom-Lembang atau Stasiun Halte-Lembang setelah itu kita
turun persis di depan jalan Jayagiri yang ditandai dengan banyaknya
tukang ojeg, tukang ketan bakar dan plang penunjuk jalan Jayagiri atau
yang belum tahu cukup tanyakan saja pada supir atau keneknya untuk
turun di Jayagiri ongkosnya pun cukup terjangkau Rp.3000.
Setelah turun dari angkot kita harus berjalan menanjak di jalan desa
Jayagiri. Sekitar 300 meter dari jalan kita akan menemukan Taman
Junghuhn yang menjorok ke dalam sebuah jalan kecil di tengah pemukiman .
Taman yang sekaligus berfungsi sebagai makam dan tugu tersebut berada
di area pemukiman penduduk. Untuk masuk taman tersebut tak dipungut
biaya tapi diingat untuk tidak mengotorinya. Sedikit tentang sejarah
junghuhn. Beliau bernama asli Dr. Franz Wilhelm Junghuhn, adalah
seorang dokter dan peneliti alam, kelahiran Mansfeld-Prusia pada tahun
1820 dan meninggal di Lembang pada 24 April 1864. Beliau ditugaskan
sebagai inspektur untuk membudidayakan pohon kina disekitar Lembang ia
pun membangun perkebunan kina bersama isteri dan puteranya.
Tetapi rupanya nasibnya kurang baik yang mewarnai tahun-tahun terakhir
hidupnya hingga ia meninggal karena penyakit hepatitis. Seorang
dokter asal Swiss, E. Haffter 1898 tiba di Lembang 34 tahun setelah
meninggalnya Junghuhn melaporkan lebih dari dua juta pohon kina telah
digunakan untuk produksi kinine (kina). Sampai pada tahun 40-an,
menjelang pecahnya perang dunia kedua, perkebunan di sekitar Bandung
menghasilkan bahan baku bagi 90 persen produksi kinine (kina) di
seluruh dunia. Atas jasanya itu dibuatkan lah taman sekaligus tugu dan
makam sebagai penghormatan kepada Junghuhn.
Jayagiri
Bila setelah puas berada di taman Junghuhn perjalanan dapat
dilanjutkan menuju gerbang wana wisata alam Jayagiri yang berjarak
sekitar 700 meter dari taman junghuhn. Jayagiri merupakan nama sebuah
desa yang terletak di daerah Lembang kabupaten Bandung Barat (KBB)
dengan kisaran ketinggian antara 1250Mdpl - 1500Mdpl. Sepanjang
perjalanan selain disuguhkan aktivitas warga pastinya kita akan dapat
menikmati pemandangan alam ciptaan sang pencipta yang sungguh indah.
Sesampainya di gerbang masuk wana wisata Jayagiri hanya dengan
membayar karcis masuk Rp.4000/orang kita bisa menikmati indahnya alam
dan kesejukkan udara Jayagiri seperti lirik lagu yang populer yang
diciptakan oleh Iwan Abdurachman yang terinsiprasi dari keindahan
Jayagiri.
“ ..Melati dari Jayagiri
Kuterawang keindahan kenangan
Hari-hari lalu di mataku
Tatapan yang lembut dan penuh kasih …”
Pohon-pohon pinus akan menyambut kita disisi kiri kanan jalan setapak
yang akan dilalui serta pemandangan yang hijau di sepanjang
perjalanan jalanan yang harus kita lalui berupa tanah merah yang
menanjak. Setelah lama berjalan menanjak dan dipastikan cukup
memompa jantung kita tuk berdetak kencang dan keringat pun pasti tak
kuasa tuk bercucurn. Sekitar 1km menjauh dari gerbang wana wisata
jayagiri kita akan menemukan sebuah persimpangan dan warung,
persimpangan tersebut menuju ketempat yang berbeda, ke kiri ke
perkebunan teh sukawana ke kanan ke cikole dan Gunung Putri, nah yang
luruslah yang harus kita pilih untuk menuju Gunung Tangkuban Parahu.
Setelah melewati warung kita akan melewati jalan setapak yang di kiri
kanannya masih ditumbuhi pohon pinus yang berukuran lebih kecil. Jalan
setapak tersebut pun sering dilalui oleh crosser (pengguna motor
cross) dan tak seberapa jauh kita akan menemukan sebuah tempat yang
sedikit lapang, ditempat tersebut kita akan disuguhi sebuah lukisan
pemandangan alam yang nyata di depan mata kita yang sungguh indah.
Perjalanan kita lanjutkan dari tempat tersebut kita berbelok ke kiri
lalu akan menemukan pipa besi besar yang berfungsi mengalirkan air
lalu ikuti pipa tersebut dan akan menemukan pipa selanjutnya dan bak
penampungan air. Selanjutnya jalur yang akan dilalui berupa jalan
setapak bersemak belukar di dalam hutan yang cukup lembab dan basah.
Selanjutnya kita cukup mengikuti jalan setapak tersebut, walaupun tak
ada penunjuk jalan InsyaAllah kita akan sampai ke kawasan Gn.Tangkuban
Parahu. Bila kita jeli di tengah perjalanan akan kita temui sebuah
lorong yang menyerupai gang dengan lebar 1m, tinggi 3m dan panjangnya
sekitar 75m, Di tempat tersebut cukup lembab dengan dindingnya yang
ditumbuhi lumut entah berfungsi untuk apa tempat tersebut tapi cukup
menarik untuk objek eksplorasi dan foto.
Semakin kita masuk ke dalam hutan jalan yang dilalui yaitu berupa
sungai sungai kecil dan tanah berlumpur. Setelah berjuang berjalan
menanjak dan menyusuri hutan kita akan keluar di dekat parkiran bus
wisata Gn.Tangkuban Parahu. Untuk bisa masuk ke Tangkuban (objek
utama) kita diharuskan merogoh kocek Rp.13000/orang. Dari parkiran bus
untuk menuju objek-objek di kawasan Tangkuban Parahu kita cukup
menumpang angkutan wisata (wara-wiri) berupa mobil elf dengan tarif
Rp.2500/sekali jalan.
Gn.Tangkuban Parahu
Gunung yang "dibuat" Sangkuriang ini memang sudah terkenal karena
keindahanya panoramanya serta legenda yang masih kuat melekat pada
masyarakat di tatar sunda pada khususnya. Gunung dengan jenis
stratovulcano yang masih aktif ini dengan puncak ketinggian sekitar
2084mdpl memang menjadi andalan dan primadona daya tarik wisata
daerah Bandung dan Jawa Barat. Kawah utama gunung ini yaitu kawah ratu
yang akan menyambut para pelancong dengan pesonanya serta aroma
belerang yang khas, kawah ini menurut legenda sangkuriang adalah
tempat dimana terjunnya Dayang Sumbi karena tak rela dipersunting
anaknya sendiri yaitu Sangkuriang.
Fasilitas wisata tangkuban parahu yang sekarang dikelola PT.GRPP ini
memang cukup lengkap dari mulai mushola, toilet, ruang informasi,
tempat sampah dan yang pasti penjual makanan dan souvenir. Sebelum
melanjutkan perjalanan menuju objek selanjutnya sebaiknya kita
beristirahat sejenak untuk mengisi perut dan sholat. Untuk yang ingin
berhemat sebaiknya membawa bekal dari rumah karena penjual makanan di
kawasan wisata biasanya harganya lebih mahal dibanding harga normal.
Kawah Upas
![]() |
Kawah Upas |
Kawah upas adalah sebuah kawah yang berbentuk seperti padang kerikil yang terdapat banyak batu di sana sini. Untuk turun ke dasar kawah ini disarankan untuk sangat berhati-hati karena kita harus melewati jalan yang terhimpit oleh batu batu besar. Di dasar kawah pun banyak terdapat gundukan -gundukan batu yang sengaja dibuat membentuk huruf-huruf yang merangkai sebuah nama sebagia penanda bahwa orang tersebut pernah datang.
Air Keramat dan Goa Cikahuripan
Objek selanjutnya adalah air keramat dan goa cikahuripan. Untuk menuju
tempat tersebut kita harus berjalan naik meniti anak tangga yang
cukup membakar kalori dalam tubuh. Di tempat tersebut terdapat sumber
mata air yang dikeramatkan oleh masyarakat sekitar karena dipercaya
sebagai sendang dayang sumbi dahulu serta masih banyak orang yang
mempercayai bahwa air tersebut bisa menjadi obat awet muda ditandai
dengan banyaknya orang yang membawa pulang air tersebut. Di dekat mata
air tersebut terdapat sebuah goa atau bangker peninggalan belanda
yang berukuran lebar 1m dengan tinggi 2m dan panjangnya sekitar 50m
,di atasnya pun terdapat sebuah tulisan "AUG 1937". Di dekat tempat
tersebut terdapat sebuah penanda berupa lingga yang menandai batas
wilayah antara kab subang dan kab Bandung barat. Sebenarnya untuk
masuk ke dalam goa tersebut gratis tapi karena gelap banyak para
pengunjung yang menyewa lampu templok kepada kuncen seharga Rp.2000.
Kawah Domas
Dari air keramat dan goa cikahuripan kita lanjutkan perjalanan menuju
kawah domas sebagai destinasi terakhir. Sebaiknya kita istirahat
sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Kita mulai dari mushola dekat
parkir motor yang terdapat sebuah plang yang bertuliskan informasi
jarak menuju kawah domas 1,3km. Dari situ kita diharuskan menuruni
anak tangga yang terbuat dari batu dan pasti akan membuat lelah dan
berkeringat. Kawah domas merupakan sebuah kawah berupa hamparan
hamparan batu yang banyak terdapat kolam yang berisi air belerang yamg
cukup panas, terdapat pula kolam besar yang biasa digunakan untuk
merebus telur yang dibawa para pengunjung.
Sedang kolam yang ukuranya lebih kecil biasa digunakan untuk
"merilekskan kaki" yang sudah berjuang keras dengan merendam kaki
dikolam belerang dan cukup untuk meregangkan otot serta menyegarkan
badan dengan uap yang dihasilkan. Alangkah indahnya bumi pasundan ini
Selanjutnya untuk perjalanan pulang kita cukup memotong jalan menuju
parkiran atau tempat yang biasa digunakan sebagai penyewaan mobil.
Jarak dari kawah domas menuju tempat parkir/penyewaan mobil sekitar 1,5
km dengan jalan yang cukup rata dan udara yang segar. Ongkos untuk
menuju pasar lembang biasanya dipatok Rp.20.000/orang dan sebaiknya
serta disarankan untuk terlebih dahulu menawar kesepakatan tarif demi
kenyamanan dan penghematan ..(opik/satubumikita)***
by : satubumikita.blogspot.co.id//10/jalur-populer-jayagiri-gn-tangkuban.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar