Jumat, 25 September 2015

Hiking Adventure di Curug Tujuh Ciamis

Pernah mendengar nama “Panjalu” ? Bagi yang mempelajari sejarah tanah Sunda ataupun mempelajari tentang geografi wilayah Jawa Barat tentulah tak asing atau setidaknya pernah mendengar nama “Panjalu”. Panjalu adalah nama salah satu kerajaan yang merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Galuh. Situs peninggalan sejarah yang ada di wilayah ini yang paling terkenal dan paling ramai dikunjungi “wisatawan” adalah situs Nusalarang di Situ Lengkong yang dipercaya sebagai pusat pemerintahan kerajaan Panjalu pada masanya.
Saya tidak akan berpanjang lebar tentang kerajaan Panjalu. Saat ini Panjalu merupakan satu kecamatan yang berada di wilayah kabupaten Ciamis. Panjalu bisa dijangkau dengan kendaraan umum baik dari jalur Ciamis – Cikijing (jika dari Ciamis setelah lewat kota kecamatan Kawali ambil kiri ke arah Panjalu), atau jalur langsung Bandung – Panjalu via Rajapolah kabupaten Tasikmalaya. Atau bagi yang dari arah utara ( Sumedang, Majalengka, Kuningan ) ada beberapa alternatif jalan untuk menjangkau daerah ini, diantaranya via Bantarujeg – Malausma – Sukamantri – Panjalu, atau jalur Cikijing – Maniis -Sukamantri – Panjalu. Sayapun tidak akan terlalu banyak membahas tentang letak geografis kota Panjalu, karena yang akan saya muat dalam tulisan ini adalah tentang salah satu tempat wisata alam yang terletak didaerah Panjalu yaitu curug 7 Panjalu yang terletak didaerah Cibolang Sandingtaman.
Salah satu air terjun di Curug 7
air terjun utama (no 1) di Curug 7 Panjalu
Kawasan wisata Curug 7 ini terletak dekat dengan situs situ lengkong, mungkin sekitar 5 km kearah tenggara mengikuti jalan raya Panjalu – Kawali,  kita akan mendapati papan penunjuk jalan kearah tempat wana wisata curug 7. Beberapa kali saya sempat mengunjungi tempat ini baik dari arah Panjalu ataupun Kawali, belokan jalan menuju lokasi curug 7 dari jalur Kawali – Panjalu memang tidak terlalu meyakinkan sebagai jalan menuju tempat wisata, jadi kadang kala kita harus bertanya pada penduduk sekitar untuk meyakinkan bahwa kita telah menempuh jalan yang benar untuk menuju lokasi Curug 7 ini. Jika kita menggunakan angkutan umum Kawali – Panjalu, kita bisa turun di pertigaan jalan menuju Curug 7, lalu melanjutkan dengan ojek yang mangkal disitu. Jika tujuan anda datang ke tempat ini untuk bersenang – senang, maka sangat tidak disarankan untuk berjalan kaki dari jalan raya sampai lokasi, walaupun jaraknya tidak sampai 4 km.
Warung di Parkiran Curug 7
Warung di Parkiran Curug 7
Parkiran Curug 7
Suasana Parkiran Curug 7
menuju gerbang Curug 7 dengan berjalan kaki
Peta Curug 7
Denah Lokasi Curug 7 Panjalu
Tiba di tempat parkir kendaraan, kita harus menitipkan kendaraan di tempat ini, lalu berjalan kaki sekira tiga ratus meter menyusuri jalan kecil di pinggir sawah untuk mendapati pintu gerbang masuk kawasan wana wisata Curug 7, dan membayar karcis di tempat ini. Sebenarnya kita diizinkan membawa kendaraan kita sampai kedalam lokasi ini, jika kita mengurus perizinan untuk kemping didalam area tempat wisata ini, pengurusan izin pun bisa dilakukan di loket pembelian karcis. Beberapa kali kesempatan saya mengunjungi tempat ini, tidak ada karcis resmi untuk parkir, jadi yang menjaga kendaraan kita adalah tukang warung yang berjualan di sekitar tempat parkir itu, tapi tak perlu khawatir, pengalaman saya disini tidak ada preman, dan orang sini ramah – ramah. Jadi cukup pastikan kendaraan anda terkunci dengan pengamanan yang maksimal.
Setelah membayar karcis masuk di pintu gerbang, kita bisa melihat denah / peta lokasi tempat wisata ini, yang terpampang digantung tak jauh dari loket karcis. Kita tinggal mengikuti petunjuk peta kemana arah tujuan pertama kita. Dibutuhkan kondisi fisik yang prima untuk mengunjungi semua lokasi air terjun atau curug yang ada di tempat ini. Tempat ini juga sudah dilengkapi dengan camping ground alias tempat kemping, toilet, juga mushola.
menikmati suasana sebelum masuk hutan pinus
Dari gerbang karcis kita tidak langsung mendapati air terjun, tapi kita harus melewati hutan pinus dengn jalur hiking yang lumayan menantang untuk mendapati air terjun – air terjun yang ada di lokasi ini. Tidak seperti lokasi wisata air terjun pada umumnya yang jalan untuk menuju air terjunnya biasanya adalah menurun, disini kebalikannya kita menanjak seperti mendaki gunung. Dan posisi lokasi 7 air terjun yang ada disini tidaklah dalam posisi yang berdekatan, namun perlu perjuangan yang cukup untuk mendapati setiap air terjun yang ada di sini, karena itulah saya memberi judul “Hiking Adventure di Curug Tujuh Ciamis” untuk tulisan ini.
Sepanjang jalur yang kita lalui di hutan pinus, terdapat beberapa warung yang menyediakan berbagai makanan dan minuman ala kadarnya. Sebentar berjalan di dalam hutan pinus ada persimpangan, yang turun adalah menuju ketempat kemping sedangkan yang terus mengikuti jalur akan bertemu dengan tanjakan yang berupa undakan anak tangga, inilah tanjakan terjal pertama yang harus kita lalui. Setelah menaiki undakan anak tangga, kita akan sampai di sebuah pertigaan, kita bisa memilih belok ke kanan untuk air terjun nomer 1, 2, 3, 4, dan 5, atau memilih belok kekiri untuk air terjun nomer 6 dan 7.
Meskipun namanya Curug 7 dan memang ada 7 air terjun di tempat ini, namun tidak semua air terjun yang ada di tempat ini bisa dinikmati. Air terjun nomer 2 dan nomer 3 adalah air terjun yang belum bisa dinikmati karena aksesnya tidak atau belum ada. Kebanyakan wisatawan yang datang kesini langsung menuju air terjun utama, atau curug 1.
Curug 1 adalah air terjun yang tertinggi diantara air terjun lainnya yang ada disini. Di curug 1 biasanya para wisatawan menikmati air terjun dengan mandi, foto – foto, atau sekedar menikmati pemandangan sambil menikmati cemilan diwarung yang ada disini. Bagi yang habis basah – basahan, tak perlu khawatir disini ada fasilitas kamar ganti walaupun sederhana. Air terjun nomer 2  atau curug 2 ada dibawah curug 1 dan merupakan aliran air dari curug 1. Aliran air ini akan terus sampai melewati camping ground.
 Curug 7 no 4
Air terjun no.4 Curug 7 Panjalu
Persiapkan perbekalan terutama air minum di Curug 1 ini untuk petualangan selanjutnya. Dari curug 1 kita bisa melanjutkan petualangan kita menuju air terjun nomer 4 atau curug 4, dengan menyeberangi sungai curug 1 terus menyusuri jalan setapak. Jalan setapak ini memiliki lebar sekira 50 cm dan sangat licin apabila musim hujan, jadi perlu kewaspadaan ekstra karena disebelah kanan anda adalah jurang. Pada saat menemui persimpangan, jangan ambil jalur yang menurun, karena itu akan membawa kita ke camping ground lalu ke gerbang keluar. Saya tidak bisa memperkirakan secara pasti jarak dari curug 1 ke curug 4, hanya saja secara normal jarak ini bisa di tempuh dalam 15 hingga 20 menit.
Air terjun nomer 4 ini lebih lebar dari curug 1, namun lebih pendek. Pada musim kemarau ketika debit airnya menurun, air terjun ini  membentuk dua aliran air terjun kecil sehingga membentuk seperti air terjun kembar. Tempat untuk bermain – main disini lumayan lega, bisa di pake buat berfoto dari berbagai sudut. Di bawahnya adalah jurang yang penuh dengan semak belukar. Dengan posisi yang lumayan jauh dari air terjun utama (curug 1), kecuali hari libur lokasi ini menjadi cenderung sepi pada hari – hari biasa, sehingga tak jarang dimanfaatkan suntuk jadi tempat pacaran yang tidak senonoh.
Curug 5 dari 7
Air terjun ke 5 (Curug 5) Curug 7 Panjalu
Puas menikmati curug 4, kita lanjutkan perjalanan menuju air terjun nomer 5. Jalur yang harus kita lalui kini merupakan jalan setapak berundak – undak dengan tanjakan terjal. Pada kondisi jalan licin perlu kewaspadaan ekstra untuk menempuh jalur ini, tak jarang kita harus mencari pegangan darurat untuk sekedar menjaga keseimbangan tubuh supaya tidak terjerembab ke tebing di salah satu sisi jalan yang kita lalui. Dibutuhkan sekitar 20 hingga 30 menit perjalanan dari lokasi curug 4 untuk mencapai curug 5 ini.
Curug 5 adalah hulu dari aliran sungai curug 3 dan curug 4. Luas lokasinya hampir sama dengan curug 4, bahkan lebih luas sedikit, hanya saja disini lokasinya cukup rimbun. Dibawah curug 5 ini terdapat air terjun pendek yang merupakan curug 3, dan aliran sungainya terus mengalir ke curug 4. Lokasi yang rimbun dan tampias air yang lumayan kencang menerpa badan kita, memberikan sensasi kesegaran tersendiri bagi tubuh yang lelah setelah menempuh jalur hiking yang lumayan menantang tadi. Bagi yang mau foto – foto perlu berhati – hati jika gadget anda tidak tahan air, karena tampias airnya lumayan menggangu.
Jalan mendaki menuju ke curug 6 dan 7
Jika berniat mengakhiri petualangan sampai disini, maka dengan mengikuti jalur yang ada di peta kita bisa langsung memotong menuju ke camping ground alias tempat kemping untuk kemudian menuju gerbang keluar kawasan lokasi curug tujuh. Namun jika kondisi fisik masih sanggup, atau masih penasaran dengan curug nomer 6 dan nomer 7 maka mari kita lanjutkan perjalanan kita.
Jika sudah terlanjur turun sampai ke camping ground, kita tinggal belok kanan lalu mengulang jalur sewaktu kita masuk pertama kekawasan ini, sampai di simpang tiga lalu belok kiri menuju arah curug 7 dan curug 6. Namun bagi saya pribadi yang lebih asyik adalah kembali melalui jalur menuju curug 1 lalu terus ke pertigaan, karena bisa menghemat sedikit tenaga.
Pertigaan adalah tempat terakhir untuk mempersiapkan perbekalan kita sebelum menempuh jalur hiking menuju curug 6 dan 7. Perjalanan akan di tempuh sekira 45 menit sampai 1 jam dari pertigaan ini. Kita harus bersiap perbekalan di pertigaan ini karena sepanjang jalur yang akan kita lewati tak akan kita temui lagi warung yang menjual minuman ataupun cemilan. Lepas dari pertigaan kita akan berjalan jauh menerobos masuk ke hutan dengan kontur jalan setapak yang terus menanjak.
Curug 7 bukan tempat bermain
Suasana air terjun nomer 6 dan 7
Perjalanan yang lumayan panjang dengan ditemani gemuruh suara deras aliran air, dan suara serangga hutan, serta gemerisik dedaunan yang tertiup angin gunung menghadirkan suasana yang menyejukan, meski perjalanan ini lumayan melelahkan. Terkadang kita menemui tanjakan terjal, terkadang hampir putus asa karena tak kunjung sampai juga ke tujuan. Makin mendekati area air terjun udara terasa makin lembab dan tanah jalan setapak mulai licin oleh lumut.
Lokasi curug nomer 6 dan nomer 7 ini cukup sempit, curugnya hanyalah air terjun pendek yang ada di aliran sungai kecil yang lebarnya mungkin tak sampai 1 meter. Dengan letak lokasi yang begitu jauh di dalam hutan, tempat ini cenderung sangat jarang dikunjungi. Tanahnya yang cenderung licin oleh lumut membuat kita harus terus berwaspada dalam melangkah. Selain tanah yang licin dan lembab kita juga harus mewaspadai gangguan dari binatang liar yang ada disini semisal kelabang dan juga pacet penghisap darah. Jika merasa terlalu lelah, kita bisa mandi di air terjun nomer 7 dengan air yang jauh dari polusi serta dingin menyegarkan. Puas mandi di air terjun nomer 7 kita pulang dengan jalur yang kita lewati tadi. Walaupun kelelahan mendera, namun sebanding dengan kenikmatan petualangan yang di dapat.
Dari semua air terjun yang ada di kawasan wana wisata curug tujuh ini, semua air terjunnya cukup menarik. Hanya saja adalah satu permasalahan yang cukup menggangu dan merupakan masalah klasik di hampir semua tempat wisata di negeri ini, adalah rendahnya kesadaran dan kepedulian serta kedisiplinan para pengunjung untuk masalah sampah dan vandalisme alias corat – coret. Adalah sangat tidak menarik melihat banyaknya sampah plastik yang ada di sekitar jalur hiking, terutama di sekitar curug 4. Adalah kewajiban semua pengunjung untuk tidak mengotori hutan wisata yang indah ini dengan sampah dan corat – coret ga penting.

by : https://asepgorbachev.wordpress.com/hiking-adventure-di-curug-tujuh-ciamis/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar