Jumat, 25 September 2015

MALELA YANG MELELAHKAN



Semakin sulit di jangkau, maka akan semakin indah yang kita dapat...Pas banget nih buat menggambarkan keindahannya Curug Malela. Terletak di di Desa Cicadas, Kecamatan Rongga - Gununghalu Kabupaten Bandung Barat. Blum banyak yang tau atau mungkin udah tau tapi males ke Curug ini, karena aksesnya yang cukup sulit.
Malela dari Kejauhan
Curug Malela ini dijulukin juga sebagai Little Niagara, emang agak beda sih, kalo Curug itu biasanya menjulang tinggi, kalo Malela ini melebar sekitar 50 Meter dengan ketinggian 60-70 Meter. Curug Malela merupakan air terjun paling atas dari rangkaian tujuh air terjun bertingkat sepanjang 1 kilometer. Urutannya adalah: Curug Malela, Curug Katumiri, Curug Manglid, Curug Ngeubul, Curug Sumpel, Curug Palisir, dan ditutup dengan Curug Pamengpeuk. Jadi kebayangkan sebagai hulu, deras banget nih air terjun. Waktu disana sempet berharap juga sih, suatu saat bisa datengin 7 Curug ini, karena masing2 memiliki ke khas-an masing2 :).

Malela dari Kejauhan 2
Rute perjalanan kita dari Bandung melalui jalur alternatif ke arah Cimahi-Cililin-Sendang Kerta-Bunijaya trus masuk ke wilayah perkebunan teh Montaya. Siapin mental, karena awalnya kita anggap remeh, alhasil kita semua jadi molor dari schedule yang ada. Perjalanan dari Bandung ke Perkebunan teh ternyata makan waktu sekitar 3 jam lebih, dengan kondisi jalan yang agak2 bikin mules nahan pipis. Keluar masuk desa (ternyata banyak banget desa2 kecil yang namanya entah apa) dan  naik turun bukit dengan jalan yang berlubang2. Masuk di wilayah perkebunan teh Montaya, mulai banyak tuh rumah2 yang menyediakan halamannya untuk tempat penitipan mobil. Emang harus nitip mobil krn ga akan bisa lanjut perjalanan kalo dengan mobil biasa (Gunakan feeling buat pilih tempat nitip yang bisa dipercaya plus kunci stang jangan lupa). Perjalanan harus dilanjut menggunakan Ojek, hati2 milih ojeknya, karena memang ada yang berprofesi sebagai Ojek atau ada juga orang2 yang "iseng" kebetulan jadi Ojek. Kalo mau aman coba hubungi 087822873886, beliau pengurus Ojek setempat, plus kalo mau nginep di rumah warga, beliau juga bisa urusin dengan penduduk setempat.

Perjalanan dengan ojek ini memakan waktu sekitar 45 menit, 15 menit pertama indah banget deh, lewatin kebun teh, bisa sambil nyanyi "naik-naik ke puncak gunung". 30 menit berikutnya jangankan nyanyi, mo mingkem aja susah, jalanannya turun naik dan super ancur, di beberapa bagian jalan berlumpur malah kita kudu turun dari motor supaya gak slip. Plusss semakin keatas, kanan kiri kita jurang donk, kebun teh posisinya udah dibawah kita..uhhuy. Pegangan lah seerat2nya sama Bapak2 Ojek ini, beberapa kali nyerodot kedepan, gpp lah wajar nempel2 dikit sama si Bapak Ojek :p. Dengan harga 75ribu PP, kayaknya wajar deh kalo ngeliat medan yang harus dilewatin kayak gitu.

Akses Curug Malela
Perjuangan blum brenti, setelah 45 menit betis pegel menahan di footstep motor, kita tiba di posnya Malela, ada beberapa warung disini (kudu coba teh manis panas dengan gula aren, enak banget). Dari pos sini kita masih kudu jalan kaki sekitar 1 jam. Sama seperti sebelumnya, kaya lagu2 gombal gitu "Indahnya hanya di awal kurasa" 10 menit jalan santai, kita udah bisa liat wujudnya Malela dari kejauhan, super indah. 50 menit berikutnya blusukan lewatin sawah dan lumpur. Kebayang beratnya lewat jalan menurun yang licin karena lumpur plus harus berjuang untuk jalan dengan kaki berat penuh lumpur. Betis udah kenceng banget, dengkul gemeteran, paha ngilu...tuh udah paling pas. (percayalah pada saat jalan balik, deritanya dikalikan 2 ditambah ngos2an akut)
 
Areal Persawahan
Areal Persawahan 2
Menuju Malela
Tapi perjuangan berat ini gak akan percuma deh begitu kita sampe di lokasi Curugnya, keren banget, karena bentuknya yang melebar itu. Banyak batu2 besar di sekitar aliran airnya, tetep hati2 yah, karena debit air disini deres banget, apalagi kalo musim ujan.
 
Curug Malela
Aliran Curug Malela
Aliran Curug Malela 2
Adventure is Out There

Sekedar berbagi tips nih buat yang mau ke Malela :
1. Simpen nomor telpon si Ojek, supaya bisa dijemput lagi kalo kita udah beres
2. Bawa minum agak banyak (pasti aus banget) dan makanan kecil buat yang mulutnya ga bisa brenti    ngunyah, tapi tetep inget ya bawaan jangan sampe menghambat perjalanan
3. Terakhir siapkan mental untuk perjalanan yang susah (total hampir 5 jam, 3 jam mobil, 1 jam ojek, 1 jam jalan kaki) inget aja "Semakin sulit di jangkau, maka akan semakin indah yang kita dapat"




by www.cool4myeyes.com/2014/03/malela-yang-melelahkan-curug-malela-2.html

Hiking Ceria Gunung Salak II

Libur panjang kali ini menghabiskan waktu untuk menghirup udara yang lebih segar dan bersih, sedikit menjauh dari sesaknya ibukota Jakarta. Pendakian Gunung Salak II adalah tujuan selanjutnya. Pendakian awal kami dari Sukabumi, berangkat dari Jakarta menuju Sukabumi, 4 jam lebih perjalanan ditempuh karena macet yang luar binasa. Sampai Sukabumi langsung naik angkot menuju ke pos sebelum pendakian dimulai. Registrasi selesai, rencananya mau langsung naik, tapi karena sudah sore dan tidak diijinkan untuk mendaki sama petugasnya,alhasil kami tidur di dekat pos pertama, tidak jauh dari situ, hanya menuruni bukit sedikit.


Jembatan Penyebrangan
Tempat Malam Pertama
  Pagi tiba, hal pertama yang dilakukan adalah memasak, buat minuman hangat karena dinginnya udara pagi dan makaaaaan. Setelah pertu kenyang, kami langsung bermain-main disungai ... menikmati dingin dan jernihnya air sungai di Gunung Salak ini. 


Air sungai yang deras dan sejuk
 Setelah puas bermain air,, kami beres-beres, dan bersiap untuk mendaki. Sebelum mendaki, kami sempatkan untuk mengunjungi Curug Nangka, lokasinya tidak jauh dari tempat kami menginap. Curugnya biasa, dan jalan menuju kesana pun tidak terjal. Pantas saja banyak yg mengunjungi curug ini.

Curug Nangka
Jernihnya air Curug Nangka
Disini, kami juga bermain air. Puas rasanya bermain air di Gunung Salak. Dari curug ini pendakian dimulai, ditengah-tengah perjalanan, hujan pun turun. Tujuan permberhentian selanjutnya adlah Kawah ratu, karena rencananya kami akan mendirikan tenda di dekat lokasi Kawah Ratu. Ternyata, hujan turun semangat kami malah naik, langkah kaki pun bergerak cepat. Hujan berhenti dan sampailah kami di Kawah Ratu. Sebelum mendirikan tenda, sempatkan dulu untuk menengok kawah ratu, kemudian kembali lagi ke tempat yang sudah kami incar untuk mendirikan tenda.

by : http://ayunankaki.blogspot.co.id/2011/08/hiking-ceria-gunung-salak-ii.html


Curug Layung via T. Bachtiar Geo 2012


Salah satu curug yang belum banyak dikunjungi wisatawan adalah Curug Layung di Cisarua Lembang. Curug ini merupakan salah satu dari sekian banyak Curug di Aliran sungai Ci Mahi. Terletak di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Curug ini sempat tertutup untuk umum ketika dulu wilayahnya termasuk ke dalam area latihan Kopassus di kaki Gunung Burangrang. Namun sejak tahun 2012 tempat ini mulai dibuka lagi sebagai objek wisata.

Curug Layung ini tidak terlalu tinggi alirannya, namun memiliki kolam alami yang cukup luas. Biasanya curug ini dijadikan areal berenang bagi para pengunjung yang tahan dengan dinginnya air sungai Ci Mahi yang mengalir dari hulunya di daerah Situ Lembang. Curug ini ada di urutan paling hulu di aliran sungai Ci Mahi, ke arah hilir makin ke bawah masih ada curug lain, yakni Curug Tilu, Curug Bugbrug, Curug Cimahi, Curug Panganten dan Curug Lalay.

Hiking Menuju Curug Layung

Menuju Curug Layung ini terdapat dua jalan utama yang bisa dilewati, yakni lewat jalur Komando dan lewat jalur daerah wisata CIC. Jika dari arah Bandung/Lembang, anda bisa memasuki jalan Kolonel Masturi hingga melewati objek wisata Curug Cimahi lalu masuk ke jalan Komando. Jika dari arah Cimahi, anda bisa melewati jalan Kolonel Masturi lalu masuk ke jalan Komando sebelum objek Wisata Curug Cimahi. Ikuti jalur menanjak hingga masuk gerbang wisata Curug Layung. Di sini anda bisa memarkirkan kendaraan dan membeli tiket masuk seharga Rp 10.000. Dari sini anda bisa hiking menyusuri jalur hutan pinus di kaki gunung Burangrang menuju Curug Layung.


Alternatif lain bisa lewat objek Wisata CIC. Objek wisata CIC ini masih berada di dekat pintu gerbang objek wisata Curug Cimahi. Masuk dan ikuti jalur menuju CIC dan membeli tiket seharga Rp 7000. Dari areal wisata CIC ini anda bisa menuju Curug Layung melewati jalur sungai atau jalur kebun teh. Bagi yang suka hiking, jalur CIC ini lebih menarik karena anda bisa hiking menyusuri jalur sungai Ci Mahi melewati Jembatan Bambu yang melintang di atas aliran sungai sekaligus bisa menikmati Curug Tilu yang mengalir setelah Curug Layung. Anda juga bisa menikmati hijaunya perkebunan teh Sukawana sebelum sampai di Curug Layung.

Dari objek wisata CIC menuju Curug Layung bisa ditempuh dengan waktu 30 menit hingga 1 jam perjalanan jalan kaki menyusuri sungai Ci Mahi. Perjalanan ini akan terbayar dengan indahnya pemandangan sepanjang perjalanan dan juga segarnya air di Curug Layung yang masih bersih dan alami.



by : http://reswaraku.blogspot.co.id/2015/01/cari-wisata-murah-di-bandung-coba.html

Curug Cilember

detikTravel Community -  
Kawasan Puncak memang tempat favorit untuk berlibur. Setiap hari libur atau akhir pekan jalan di kawasan ini selalu dipadati oleh kendaraan wisatawan yang berasal dari luar daerah atau luar negeri. Namun, di rute menuju Puncak juga banyak terdapat tempat wisata alternatif yang dapat dikunjungi.
Berada sekitar 20 kilometer  dari Kota Bogor ke arah Puncak terdapat objek wisata bernama Curug Cilember. Lebih tepatnya berada di Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Di lokasi ini wisatawan dapat menikmati udara segar yang diiringi dengan gemericik air yang merdu lengkap dengan background alam yang sangat memesona. Bunga anggrek yang tumbuh alami ataupun hasil silang menyambut kedatangan setiap wisatawan yang datang. Selain itu di lokasi Curug Cilember juga terdapat 12 spesies kupu-kupu yang berada di taman bunga. Pemandangan langka seperti ini sangat menarik perhatian setiap wistawan.
Salah satu daya tarik dari wisata tirta ini adalah adanya tujuh curug yang berurutan dengan air yang sangat jernih dan mengalir sampai ke Sungai Cilember, Cisarua. Bagi wisatawan yang memiliki hobi hiking maupun tracking, setelah melewati ke tujuh curug tadi dapat melanjutkan petualangan dengan mendaki hutan pinus yang masih alami.
Menuju Curug Cilember tidaklah sulit. Wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Bila mengendarai mobil pribadi dari Jakarta dibutuhkan waktu selama 1,5 jam.
Bagi yang menggunakan kendaraan umum, bisa menggunakan bus tujuan Bogor, kemudian dilanjutkan melalui angkot 01 (jurusan Baranang Siang-Ciawi). Setelah sampai di Ciawi kembali berganti angkot berwarna biru jurusan Cisarua. Dari Cisarua dilanjutkan sampai pertigaan Cilember. Selama perjalanan wisatawan akan disuguhkan dengan track yang menguras adrenalin. Tentunya liburan ini tidak akan terlupakan.
[Desi Puspasari]

by : travel.detik.com/read/2014/01/11/124000/1812500/1032/

Hiking Jalur Jayagiri - Gunung Tangkuban Parahu

ungkin para pelancong yang sudah pernah berwisata ke Gn.Tangkuban Parahu dengan menggunakan kendaraan (mobil,motor atau bus) patut mencoba jalur yang satu ini dengan berjalan kaki/treking/hiking pasti akan lebih menyenangkan dengan sensasi serta pemandangan yang lebih indah disepanjang perjalanan. Seperti judul tulisan diatas kami akan sedikit membahas jalur yang cukup favorit untuk trekking /hiking dari kawasan Jayagiri menuju kawasa wisata Gunung Tangkuban Parahu.

Makam Junghuhn di Jayagiri

Untuk menuju jalan Jayagiri cukup mudah, kita mulai saja dari arah Bandung tepatnya Terminal Ledeng Jl.Setiabudi. Dari terminal tersebut kita hanya perlu naik angkot satu kali (yang berwarna krem ) yaitu jurusan Ciroyom-Lembang atau Stasiun Halte-Lembang setelah itu kita turun persis di depan jalan Jayagiri yang ditandai dengan banyaknya tukang ojeg, tukang ketan bakar  dan plang penunjuk jalan Jayagiri  atau yang belum tahu cukup tanyakan saja pada supir atau keneknya untuk turun di Jayagiri ongkosnya pun cukup terjangkau Rp.3000.

Setelah turun dari angkot kita harus berjalan menanjak di jalan desa Jayagiri. Sekitar 300 meter dari jalan kita akan menemukan Taman Junghuhn yang menjorok ke dalam sebuah jalan kecil di tengah pemukiman . Taman yang sekaligus berfungsi sebagai makam dan tugu tersebut berada di area pemukiman penduduk. Untuk masuk taman tersebut tak dipungut biaya tapi diingat untuk tidak mengotorinya. Sedikit tentang sejarah junghuhn. Beliau bernama asli Dr. Franz Wilhelm Junghuhn, adalah seorang dokter dan peneliti alam, kelahiran Mansfeld-Prusia pada tahun 1820 dan meninggal di Lembang pada 24 April 1864.  Beliau ditugaskan sebagai inspektur untuk membudidayakan pohon kina disekitar Lembang ia pun membangun perkebunan kina bersama isteri dan puteranya.
Tetapi rupanya nasibnya kurang baik yang mewarnai tahun-tahun terakhir hidupnya hingga ia meninggal karena penyakit hepatitis. Seorang dokter asal Swiss, E. Haffter 1898 tiba di Lembang 34 tahun setelah meninggalnya Junghuhn melaporkan lebih dari dua juta pohon kina telah digunakan untuk produksi kinine (kina). Sampai pada tahun 40-an, menjelang pecahnya perang dunia kedua, perkebunan di sekitar Bandung menghasilkan bahan baku bagi 90 persen produksi kinine (kina) di seluruh dunia. Atas jasanya itu dibuatkan lah taman sekaligus tugu dan makam sebagai penghormatan kepada Junghuhn.
Jayagiri
Bila setelah puas berada di taman Junghuhn perjalanan dapat dilanjutkan menuju gerbang wana wisata alam Jayagiri yang berjarak sekitar 700 meter dari taman junghuhn. Jayagiri merupakan nama sebuah desa yang terletak di daerah Lembang kabupaten Bandung Barat (KBB) dengan kisaran ketinggian antara 1250Mdpl - 1500Mdpl. Sepanjang perjalanan selain disuguhkan aktivitas warga pastinya kita akan dapat menikmati pemandangan alam ciptaan sang pencipta yang sungguh indah. Sesampainya di gerbang masuk wana wisata Jayagiri hanya dengan membayar karcis masuk Rp.4000/orang kita  bisa menikmati indahnya alam dan kesejukkan udara Jayagiri seperti lirik lagu yang populer yang diciptakan oleh Iwan Abdurachman yang terinsiprasi dari keindahan Jayagiri.
“ ..Melati dari Jayagiri
Kuterawang keindahan kenangan
Hari-hari lalu di mataku
Tatapan yang lembut dan penuh kasih …”
Pohon-pohon pinus akan menyambut kita disisi kiri kanan jalan setapak yang akan dilalui serta pemandangan yang  hijau di sepanjang perjalanan jalanan yang harus kita lalui berupa tanah merah yang menanjak. Setelah lama berjalan menanjak dan dipastikan cukup memompa jantung kita tuk berdetak kencang dan keringat pun pasti tak kuasa tuk bercucurn. Sekitar 1km menjauh dari gerbang wana wisata jayagiri kita akan menemukan sebuah persimpangan dan warung, persimpangan tersebut menuju ketempat yang berbeda, ke kiri ke perkebunan teh sukawana ke kanan ke cikole dan Gunung Putri, nah yang luruslah yang harus kita pilih untuk  menuju Gunung Tangkuban Parahu. Setelah melewati warung kita akan melewati jalan setapak yang di kiri kanannya masih ditumbuhi pohon pinus yang berukuran lebih kecil. Jalan setapak tersebut pun sering dilalui oleh crosser (pengguna motor cross) dan tak seberapa jauh kita akan menemukan sebuah tempat yang sedikit lapang, ditempat tersebut kita akan disuguhi sebuah lukisan pemandangan alam yang nyata di depan mata kita yang sungguh indah.
Perjalanan kita lanjutkan dari tempat tersebut kita berbelok ke kiri lalu akan menemukan pipa besi besar yang berfungsi mengalirkan air lalu ikuti pipa tersebut dan akan menemukan pipa selanjutnya dan bak penampungan air. Selanjutnya jalur yang akan dilalui berupa jalan setapak bersemak belukar di dalam hutan yang cukup lembab dan basah. Selanjutnya kita cukup mengikuti jalan setapak tersebut, walaupun tak ada penunjuk jalan InsyaAllah kita akan sampai ke kawasan Gn.Tangkuban Parahu. Bila kita jeli di tengah perjalanan akan kita temui sebuah lorong yang menyerupai gang dengan lebar 1m, tinggi 3m dan panjangnya sekitar 75m, Di tempat tersebut cukup lembab dengan dindingnya yang ditumbuhi lumut entah berfungsi untuk apa tempat tersebut tapi cukup menarik untuk objek eksplorasi dan foto.
Semakin kita masuk ke dalam hutan jalan yang dilalui yaitu berupa sungai sungai kecil dan tanah berlumpur. Setelah berjuang berjalan menanjak dan menyusuri hutan kita akan keluar di dekat parkiran bus wisata Gn.Tangkuban Parahu. Untuk bisa masuk ke Tangkuban (objek utama) kita diharuskan merogoh kocek Rp.13000/orang. Dari parkiran bus untuk menuju objek-objek di kawasan Tangkuban Parahu kita cukup menumpang angkutan wisata (wara-wiri) berupa mobil elf dengan tarif Rp.2500/sekali jalan.


Gn.Tangkuban Parahu
Gunung yang "dibuat" Sangkuriang ini memang sudah terkenal karena keindahanya panoramanya serta legenda yang masih kuat melekat pada masyarakat di tatar sunda pada khususnya. Gunung dengan jenis stratovulcano yang masih aktif ini dengan puncak ketinggian sekitar 2084mdpl  memang menjadi andalan dan primadona daya tarik wisata daerah Bandung dan Jawa Barat. Kawah utama gunung ini yaitu kawah ratu yang akan menyambut para pelancong dengan pesonanya serta aroma belerang yang khas, kawah ini menurut legenda sangkuriang adalah tempat dimana terjunnya  Dayang Sumbi karena tak rela dipersunting anaknya sendiri yaitu Sangkuriang.
Kawah ratu
Fasilitas wisata tangkuban parahu yang sekarang dikelola PT.GRPP ini memang cukup lengkap dari mulai mushola, toilet, ruang informasi, tempat sampah dan yang pasti penjual makanan dan souvenir. Sebelum melanjutkan perjalanan menuju objek selanjutnya sebaiknya kita beristirahat sejenak untuk mengisi perut dan sholat. Untuk yang ingin berhemat sebaiknya membawa bekal dari rumah karena penjual makanan di kawasan wisata biasanya harganya lebih mahal dibanding harga normal.
Kawah Upas
Kawah Upas
Untuk menuju kawah upas tidaklah sulit karena sudah ada papan penunjuk jalan . Dari kawah utama (kawah ratu) kita harus berjalan sekitar 1km dengan jalan berbatu. Di sepanjang perjalanan kita akan banyak menemui pohon manarasa yang memang sangat khas di kawasan ini serta bau aroma belerang yang cukup menyengat.

Kawah upas adalah sebuah kawah yang berbentuk seperti padang kerikil yang terdapat banyak batu di sana sini. Untuk turun ke dasar kawah ini disarankan untuk sangat berhati-hati karena kita harus melewati jalan yang terhimpit oleh batu batu besar. Di dasar kawah pun banyak terdapat gundukan -gundukan batu yang sengaja dibuat membentuk huruf-huruf yang merangkai sebuah nama sebagia penanda bahwa orang tersebut pernah datang.
Air Keramat dan Goa Cikahuripan
Objek selanjutnya adalah air keramat dan goa cikahuripan. Untuk menuju tempat tersebut kita harus berjalan naik meniti anak tangga yang cukup membakar kalori dalam tubuh. Di tempat tersebut terdapat sumber mata air yang dikeramatkan oleh masyarakat sekitar karena dipercaya sebagai sendang dayang sumbi dahulu serta masih banyak orang yang mempercayai bahwa air tersebut bisa menjadi obat awet muda ditandai dengan banyaknya orang yang membawa pulang air tersebut. Di dekat mata air tersebut terdapat sebuah goa atau bangker peninggalan belanda yang berukuran lebar 1m dengan tinggi 2m dan panjangnya sekitar 50m ,di atasnya pun terdapat sebuah tulisan "AUG 1937". Di dekat tempat tersebut terdapat sebuah penanda berupa lingga yang menandai batas wilayah antara kab subang dan kab Bandung barat. Sebenarnya untuk masuk ke dalam goa tersebut gratis tapi karena gelap banyak para pengunjung yang menyewa lampu templok kepada kuncen seharga Rp.2000.
Kawah Domas
Dari air keramat dan goa cikahuripan kita lanjutkan perjalanan menuju kawah domas sebagai destinasi terakhir. Sebaiknya kita istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Kita mulai dari mushola dekat parkir motor yang terdapat sebuah plang yang bertuliskan  informasi jarak menuju  kawah domas 1,3km. Dari situ kita diharuskan menuruni anak tangga yang terbuat dari batu dan pasti akan membuat lelah dan berkeringat. Kawah domas merupakan sebuah kawah berupa hamparan hamparan batu yang banyak terdapat kolam yang berisi air belerang yamg cukup panas, terdapat pula kolam besar yang biasa digunakan untuk merebus telur yang dibawa para pengunjung.
Sedang kolam yang ukuranya lebih kecil biasa digunakan untuk "merilekskan kaki" yang sudah berjuang keras dengan merendam kaki dikolam belerang dan cukup untuk meregangkan otot serta menyegarkan badan dengan uap yang dihasilkan. Alangkah indahnya bumi pasundan ini
Selanjutnya untuk perjalanan pulang kita cukup memotong jalan menuju parkiran atau tempat yang biasa digunakan sebagai penyewaan mobil. Jarak dari kawah domas menuju tempat parkir/penyewaan mobil sekitar 1,5 km dengan jalan yang cukup rata dan udara yang segar. Ongkos untuk menuju pasar lembang biasanya dipatok Rp.20.000/orang dan sebaiknya  serta disarankan untuk terlebih dahulu menawar kesepakatan tarif demi kenyamanan dan penghematan ..(opik/satubumikita)***
 
by : satubumikita.blogspot.co.id//10/jalur-populer-jayagiri-gn-tangkuban.html
Jakarta, 14 Mei 2015, Kami memulai meunju perjalanan ke Papandayan Garut Jawa Tengah dari Cilandak Jakarta Selatan dengan menuju ke terminal Kampung Rambutan sekitar pukul 08:00 WIB. (Rp. 5000/Orang)

08:20 WIB Kami sampai di terminal kampung rambutan, kami langsung naik bus jurusan Terminal Guntur Garut, dan Bus mulai berangkat Pukul 09:00 WIB, Rp. 60.000, (Sebenernya cuman Rp.52.000 cuman karna mungkin waktu itu kami sedang sial kami kena calo dengan tarif 60.000/ Orang) hiks hiks


14.00 WIB Kami sampai di terminal Guntur Garut Jawa Barat, kami istirahat sejenak dan mencari angkot untuk menuju ke Desa Cisurupan, kami menunggu hampir satu jam karna angkot mau jalan kalau kuota sudah penuh heuuu, sambil menunggu angkot berangkat kita beli beberapa cemilan untuk makan disana.


15.00 WIB Angkot menuju Cisurupan baru berangkat setelah kuota penuh sekitar 15 Orang, Rp. 20.000/Orang.

16:00 WIB kami sampai di desa Cisurupan, kami Istirahat sebentar untuk membasuh muka yang mulai lusuh yang dilanjut dengan Sholat Ashar di salah satu Masjid dan menghabiskan sebatang rokok.

Seseorang yang sepertinya tukang ojek menghampiri kami yang sedang istirahat dan tanpa basa basi mengajak kami untuk berbincang bincang, banyak hal yang diceritakan dari mas tukang ojek, mulai dari pengunjung yang datang ke papandayan hingga kisahikisah yang pernah terjadi di papandayan, seperti pernah terjadi kecelakan seorang pendaki asing yang terpelosok ke kawah dll.

16:30 WIB Kami melanjutkan perjalanan menuju Basecamp Papandayan dengan menggunakan Ojek Rp.30.000/Orang, atau bisa juga menggunakan mobil Pick Up dengan tarif Rp.20.000/Orang namun harus menunggu sampai ada 13 Orang baru mobil mau berangkat, kami memutuskan memakai ojek karna waktu sudah sangat sore, dan karna kita sedikit tidak enak juga karna dari tadi ngobrol banyak sama mas tukang ojek...


17:20 WIB
Kami sampai di Gerbang/Pintu Masuk Papandayan dan tak lupa tukang ojek memberhentikan kami untuk kita beli tiket masuk Rp. 7.500/Orang (HariLibur)
Selang beberapa menit setalah Pintu masuk Papandayan sampailah kami di Basecamp Pendakian Gunung Papandayan, salah satu seorang menyuruh saya untuk melaporkan ke basecamp, ada beberapa peraturan yang harus kita patuhi yang yang tidak lepas dari kebersihan. Retribusi kebersihan Rp.4000/4 Orang.
17:30 WIB kami langsung saja bergegas naik setelah semua administrasi terselesaikan karna waktu sudah hampir gelap.

18:00 WIB Di perjalanan Kami istirahat, Sholat dan Makan tak Lupa untuk ngopi juga , dan kami  melanjutkan perjalanan menuju Pondok Saladah (Tempat Camp) Sekitar Pukul 18:30 WIB) karna malam kami tidak bisa menikmati pemandangan sekitar hanya hembusan suara kawah yang kami dengar dengan aroma yang sangat menyengat (Jangan Lupa Bawa Masker)

21:15 WIB kami sampai di post pertama, seorang memamnggil kami untuk melaporkan perjalanan kami.


21:30 WIB Kami sampai di Pondok Saladah, Kami langsung mencari tempat yang nyaman dan langsung mendirikan tenda untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan ke puncak besok pagi.

Hari Ke II
06:00 WIB Pagi menyambut dengan dinginya, kami kurang begitu nyenyak tidur karna dingin yang amat dingin padahal tidak hujan, kami sarankan yang mau ke papandayan bawa SB yang tebal .
Kami berempat kumpul menyusun rencana pendakian kepuncak sembari menikmati segelas kopi favorit masing-masing, yang menurut kami sebagai sumber energi pemicu semangat mendaki, tak lupa juga dengan sedikit sarapan nasi putih di barengi stick kentang goreng sisa semalem , ya pendakian kali ini kita memang membawa banyak sekali makanan hehehe , setelah energi terisi kita langsung membereeskan semuanya dan bergegas menuju puncak papandayan  Pukul 08:00 WIB.

08:00 WIB kami mulai melangkahkan kaki bersama para pendaki pendaki lainya, yang juga baru mulai naik.
Sepanjang parjalanan kami banyak disuguhi pemandangan pemandangan Alam yang begitu indah yang sama sekali belum pernah kami lihat sebelumnya, sungguh betapa indah Alam semesta ciptaan Tuhan kita ini, kami begitu sangat bersyukur bisa menikmatinya dan kami merasa bangga bisa berdiri disini di tanah air Indonesia. Kamipun tidak menyia-nyikan moment itu dengan berselfie selfie ria sambil saling tegur sapa kepada sesama pendaki yang lewat.

Ada satu pendaki yang menarik perhatian kami, seorang pendaki yang kelihatanya sudah berumur, beliau adalah seorang bapak yang sedang mendaki seorang diri, dengan daypack kecil dan dibantu dengan sebuah tracking pool yang setia mengikuti alur semangat langkah mendakinya, kitapun sempet ngobrol dan berbincang bincang melontarkan banyak pertanyaan kepada beliau karna pengalaman mendaki gunung si bapak ini sudah lumayan banyak. Sayangnya kami tidak sempat menanyakan siapa namanya, rencananya dia akan ke Nepal kalau sudah pensiun nanti. Good luck pak… wkwkwkwk
12:30 WIB kami akhirnya sampai di puncak Papandayan, karna kabut yang tebal dan rindangnya pepohonan kami tidak bisa menikmati pemandangan puncak. . . .heuu heuu
Catatan :
Terminal Kampung Rambutan – Terminal Guntur garut : Rp. 52.000
Terminal garut – Cisurupan Rp. 20.000
Cisurupan – basecamp Rp. 30.000 Via Ojek dan Rp. 20.000 Via Pick Up
Tiket Masuk : Rp. 7.500

Kurang lebih seperti itu kira-kira cerita perjalanan kami ke gunung papandayan Garut Jawa barat, Semoga bisa menjadi referensi dan bermanfaat untuk kita semua #Salam lestari #MaszalPemalangAdventure.


by : http://maszaladventure.blogspot.com/2015/05/rute-dan-waktu-perjalanan-dari-jakarta.html
Pendakian Gunung Gede Pangrango via jalur Cibodas adalah jalur utama dan paling favorit bagi para pendaki. Lokasi Cibodas ada di kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Untuk menuju basecamp Cibodas atau pintu masuk pendakian Cibodas aksesnya cukup mudah yakni tinggal menuju Kebun Raya Cibodas karena sudah satu arah menuju basecampnya.
peta jalur mendaki gunung gede dan pangrango
Akomodasi bisa menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Karena di kawasan kaki gunung Gede Pangrango memiliki cuaca yang dingin maka persiapkan terlebih dahulu pakaian yang tebal sedari rumah. Tiket masuk menuju Gunung Gede Pangrango Rp 35.000/orang (cek di sini). Gunung api Gede Pangrango menjadi salah satu gunung favorit para pendaki dan menjadi destinasi banyak wisatawan dari seluruh Indonesia terutama pulau Jawa. Hal tersebut dimaklumi karena gunung Gede Pangrango merupakan Taman Nasional yang isinya adalah wisata alam yang sangat indah dan memiliki kekayaan alam dilindungi ditambah lagi lokasinya yang dekat dengan kota-kota besar di Jawa Barat seperti Bandung, Jakarta.
 Sebelum menuju ke pos pendaftaran di Ciobodas ada banyak sekali warung makan dan shelter yang bisa dijadikan basecamp sebelum melakukan pendakian
PETA JALUR PENDAKIAN CIBODAS
PETA JALUR PENDAKIAN GUNUNG GEDE PANGRANGO LENGKAP VIA CIBODAS
MEMULAI PENDAKIAN
Pos Pendaftaran – Tarentong (15 menit)
Pendaftaran untuk pendakian Gunung Gede-Pangrango dilakukan minimal 30 hari sebelum pendakian. Booking online bisa dilakukan via website resmi TNGGP di http://booking.gedepangrango.org.
Start awal pendakian kita harus melakukan registari ulang pada pos pendaftaran. Jangan lupa cek kelengkapan dan jangan sepelekan keselamatan diri, bawalah peralatan yang lengkap dan aman. Dan patuhi semua peraturan yang diberlakukan.
pos pendaftaran taman nasional GUnung Gede Pangrango Pos pendaftaran Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Tarentong – Telaga Biru (15 menit)
Perjalanan awal akan banyak didominasi oleh trek batu yang sudah disusun. Karena pada pendakian awal adalah jalur wisata maka jangan heran jika banyak wisatawan yang bergandengan tangan bolak balik. Mereka biasanya mengunjungi Wisata Telaga Biru dan Air Terjun Cibeureum.
30 menit perjalanan awal kita akan bertemu dengan sumber air atau telaga kecil yang dinamakan “Telaga Biru“. Biru karena warna airnya kebiru-biruann, efek dari gangga yang ada di dasar dan pinggiran telaga. Dalam perjalanan awal ini kita akan banyak menjumpai aliran air.
 Telaga Biru
Telaga Biru – Rawa Panyangcangan (20 menit)
Dari Telaga Biru lalu perjalanan dilanjutkan menuju Rawa Panyangcangan. Cukup 20 menit saja karena jaraknya dekat. Di sini ada sebuah rawa yang dinamakan “Panyangcangan”. Dan Pos Rawa Panyangcangan ini juga menjadi percabangan untuk menuju gunung Gede-Pangrango dan air terjun Cibeureum.
RAWA PANYANGCANGAN RAWA PANYANGCANGAN
percabangan cibeureum panyangcangan Percabangan cibeureum panyangcangan. Ke kiri untuk pendakian gunung, lurus untuk wisata air terjun Cibeureum.
Rawa Panyangcangan – Rawa Denok 1 (10 menit)
Selanjutnya dari percabangan Rawa Panyangcangan kita akan melewati jalan Rawa yang sudah dibuat sedemikian rupa sehingga nyaman untuk dilalui. Jalan tersebut dibuat dari beton.
RAWA DENOK GEDE PANGRANGO RAWA DENOK
JALAN BAGUS DI GUNUNG GEDE JALAN BAGUS DI GUNUNG GEDE
Selanjutnya akan melewati pos-pos yang sama dan selepas dari jalan rawa kita akan bertemu dengan jalan bebatuan dan mulai terjal, menanjak, memutar, dan melelahkan yang pasti. Mulai dari sini perlajanan naik gunung sebenarnya dimulai.
Rawa Denok 1 – Rawa Denok 2
Rawa Denok 2 – Bartu Kukus 1
Batu Kukus 1 – Batu Kukus 2
Batu Kukus 2 – Batu Kukus 3
Batu Kukus 3 – Pondok Pemandangan

jalan batu gunung gede Jalan batu gunung Gede
Pondok Pemandangan – Air Panas (dari Rawa Denok 1 sampai Air Panas= 2jam 15menit)
Setelah 2 jam-an perjalanan selepas dari Rawa Denok sampailah kita pada Air Panas. Di Pos Air Panas ini adalah sebuah jalan menembus aliran air panas dari puncak gunung Gede. Trek yang akan kita lalui sangat ekstrim dan harus sangat hati-hati karena kita akan berjalan di atas aliran air panas yang sempit dan hanya berpegangan dengan seutas tali dan di  bawah aliran tersebut adalah jurang yang curam.
Setelah melewati jalan air panas tersebut kita akan bertemu dengan shelter atau tempat istirahat dan di sana ada kolam kecil air panas, kita bisa berendam kaki di sana. Rasanya luar biasa!
AIR PANAS GEDE PANGRANGO AIR PANAS GEDE PANGRANGO
Merendam kaki di air panas gede pangrango Merendam kaki di air panas
Air Panas – Kandang Batu (1jam)
Selanjutnya perjalanan menuju Kandang Batu memakan waktu 1jam. Pos Kandang Batu adalah tempat yang cukup luas mampu menampung beberapa tenda.
 KANDANG BATU
Kandang Batu – Panca Weuleuh (10 menit)
Selanjutnya, dekat dari Kandang Batu kita akan bertemu dengan Air Terjun Panca Weuleuh. Aliran air kecil
AIR TERJUN PANCA WEULEUH AIR TERJUN PANCA WEULEUH
Panca Weuleuh – Kandang Badak (1jam)
Selanjutnya 1jam perjalanan lagi kita akan sampai di Pos Kandang Badak. Nah, si pos inilah menjadi pos paling favorit para pendaki untuk mendirikan tenda dan bermalam. Di Pos Kandang Badak ini sangat berlimpah sumber air, ada tempat yang dibuat khusus seperti galon air untuk menampung air dari gunung. Di pos ini bisa menampung sampai puluhan tenda.
BERMALAM DI KANDANG BADAK BERMALAM DI KANDANG BADAK
Kandang Badak – Puncak Gunung Gede (2jam)
Nah, perjalanan mendaki puncak dari Kandang Badak cukup memakan waktu yang lama. Yakni 2jam perjalanan masing-masing, menuju puncak gunung Gede atau puncak gunung Pangrango. Nanti kita akan bertemu dengan percabangannya, kiri untuk puncak Gede, kanan untuk puncak Pangrango.
Dalam perjalanan menuju puncak Gede kita akan bertemu dengan jalan yang bercabang, satu jalan memutar, satunya lagi jalan via tanjakan yang sangat ekstrim dinamakan “tanjakan Setan”. Jika ingin dua-duanya kita bisa melalui jalur pertama saat berangkat, pulangnya bisa via jalur Tanjakan Setan.
 TREK CURAM TANJAKAN SETAN
 TANJAKAN RANTE GUNUNG GEDE
 Trek menuju puncak Gede-Pangrango didominasi bebatuan dan pohon
 PUNCAK GEDE (2.958 MDPL)
puncak gunung gede pangrango Sunrise pagi di puncak Pangrango (3.019 mdpl)
Kandang Badak – Puncak Gunung Pangrango (2jam)
Jika ingin ke puncak Pangrango berarti kita turun kembali ,sampai di percabangan lalu pilih jalur kanan menuju puncak Pangrango, perjalanan selama 2jam.
kita kalkulasikan semua waktu perjalanan,
Pos Pendaftaran – Tarentong (15 menit)
Tarentong – Telaga Biru (15 menit)
Telaga Biru – Rawa Panyangcangan (20 menit)
Rawa Panyangcangan – Rawa Denok 1 (10 menit)
Rawa Denok 1 – Rawa Denok 2
Rawa Denok 2 – Bartu Kukus 1
Batu Kukus 1 – Batu Kukus 2
Batu Kukus 2 – Batu Kukus 3
Batu Kukus 3 – Pondok Pemandangan
Pondok Pemandangan – Air Panas (dari Rawa Denok 1 sampai Air Panas= 2jam 15menit)
Air Panas – Kandang Batu (1jam)
Kandang Batu – Panca Weuleuh (10 menit)
Panca Weuleuh – Kandang Badak (1jam)
Kandang Badak – Puncak Gunung Gede (2jam)
Kandang Badak – Puncak Gunung Pangrango (2jam)
TOTAL= 7jam 35menit (sampai puncak Gede, di luar istirahat dan bermalam). Untuk turun kembali lalu dilanjutkan ke puncak Pangrango jadi totalnya= 9jam 35menit.
Nah, untuk perjalanan turun gunung rata-rata mencapai 4-5jam-an saja.
TIPS PENDAKIAN
  1. Pilihlah hari yang bagus untuk mendaki, usahakan jangan waktu hujan
  2. Latihan fisik seminggu sebelum hari H
  3. Persiapkan tim dan perlengkapan yang akan dibawa . Jangan lupa bawa sesuatu misal benda kesayangan atau tulisan untuk seseorang supaya bisa foto bareng saat di puncak
  4. Tim yang solid adalah 5-8 orang. Jika sedikit usahakan 3 orang (1 orang harus sudah pernah naik gunung)
  5. Jangan sepelekan keselamatan. Pakai sandal atau sepatu gunung dan jaket gunung. Bawa makanan dan air secukupnya jangan terlalu sedikit dan jangan terlalu banyak. Yang paling penting jangan melanggar peraturan dan jangan buang sampah di gunung
  6. Untuk pendakian Gede-Pangrango kita bisa naik pagi atau malam. Jika pagi bagusnya pukul 10-13. Jika malam 6-7
  7. Dirikan tenda di tempat yang datar dan usahakan diselimuti pohon atau semak supaya tidak terkena angin gunung langsung
  8. Jika ada anggota kelompok yang tidak bisa melanjutkan perjalanan sebaiknya ditemani. Atau jika sakit parah langsung beritahu dengan kelompok lain.
INFORMASI GUNUNG GEDE PANGRANGO
Nama: Gunung Gede dan Gunung Pangrango
Ketinggian: Gunung Gede (2.958 mdpl), Gunung Pangrango (3.019 mdpl)
Lokasi: Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Letusan terakhir:
Pengelola: Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP)
Alamat: Jl. Raya Cibodas, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat 43253, Indonesia
Telp/fax : +62 263 512776
Tel/Fax: +62-263-519415 [booking]
Email: info@gedepangrango.org [office] | booking@gedepangrango.org [booking]
Facebook : http://www.facebook.com/bbtngedepangrango
Yotube :
Website: http://gedepangrango.org
TARIF LENGKAP: cek di sini
Spot alam: alun-alun/sabana, kawah, air panas, air terjun, telaga
Sumber air: telga biru, air panas, alun-alun surya kencana
Flora: 68 spesies tumbuhan pegunungan, 870 spesies tumbuhan berbunga dan 150 spesies paku-pakuan,
Fauna:
Owa jawa (Hylobates moloch), lutung surili (Presbytis comata), anjing ajag (Cuon alpinus), macan tutul (Panthera pardus), biul slentek Melogale orientalis, sejenis celurut gunung Crocidura orientalis, kelelawar Glischropus javanus dan Otomops formosus, sejenis bajing terbang Hylopetes bartelsi, dua jenis tikus Kadarsanomys sodyi dan Pithecheir melanurus. Beberapa jenis burung. Monyet kra (Macaca fascicularis), lutung budeng (Trachypithecus auratus), teledu sigung (Mydaus javanensis), tupai akar (Tupaia glis), tupai kekes (T. javanica), tikus babi (Hylomys suillus), jelarang hitam (Ratufa bicolor), bajing-tanah bergaris-tiga (Lariscus insignis), pelanduk jawa (Tragulus javanicus) dan lain-lain
KERJASAMA INSTANSI
Cagar Biosfer Cibodas
Program Adopsi Pohon
Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol
Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Owa Jawa
Suaka Elang, Pusat Pendidikan dan Konservasi Elang
Kondisi: udara dingin, kabut, bebatuan, sabana, sumber air
WISATA:
Telaga Biru: Danau kecil yang selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.
Air terjun Cibeureum: Air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 50 meter. Lokasinya sekitar 2km dari pintu masuk Gunung Gede-Pangrango Cibodas
Air Panas: Air panas ini adalah air dari aliran gunung Gede Pangrango. Letakknya di tengah perjalanan naik sekitar 5km perjalanan saat mendaki Gunung Gede Pangrango.
Kandang Batu dan Kandang Badak: Lokasi berkemah atau camping hanya saja lokasinya tinggi hampir sampai puncak Gunung Gede
Alun-alun Suryakencana: Alun-alun pada pendakian
Kawah: G. Gede (Kawah Ratu, Kawah Wadon, Kawah Lanang, dan Kawah Baru),
Puncak: G. Gede (puncak Gede ), G. Pangrango (Mandalawangi)
Sumber air: Telaga Biru, Air terjun Cibeureum, Rawa Panyangcangan, Air Panas, Kandang Batu, Panca Weuleuh, Kandang Badak
Jalur pendakian:
Jalur Cibodas
Jalur Gunung Putri
Jalur Selabintana

Hiking Adventure di Curug Tujuh Ciamis

Pernah mendengar nama “Panjalu” ? Bagi yang mempelajari sejarah tanah Sunda ataupun mempelajari tentang geografi wilayah Jawa Barat tentulah tak asing atau setidaknya pernah mendengar nama “Panjalu”. Panjalu adalah nama salah satu kerajaan yang merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Galuh. Situs peninggalan sejarah yang ada di wilayah ini yang paling terkenal dan paling ramai dikunjungi “wisatawan” adalah situs Nusalarang di Situ Lengkong yang dipercaya sebagai pusat pemerintahan kerajaan Panjalu pada masanya.
Saya tidak akan berpanjang lebar tentang kerajaan Panjalu. Saat ini Panjalu merupakan satu kecamatan yang berada di wilayah kabupaten Ciamis. Panjalu bisa dijangkau dengan kendaraan umum baik dari jalur Ciamis – Cikijing (jika dari Ciamis setelah lewat kota kecamatan Kawali ambil kiri ke arah Panjalu), atau jalur langsung Bandung – Panjalu via Rajapolah kabupaten Tasikmalaya. Atau bagi yang dari arah utara ( Sumedang, Majalengka, Kuningan ) ada beberapa alternatif jalan untuk menjangkau daerah ini, diantaranya via Bantarujeg – Malausma – Sukamantri – Panjalu, atau jalur Cikijing – Maniis -Sukamantri – Panjalu. Sayapun tidak akan terlalu banyak membahas tentang letak geografis kota Panjalu, karena yang akan saya muat dalam tulisan ini adalah tentang salah satu tempat wisata alam yang terletak didaerah Panjalu yaitu curug 7 Panjalu yang terletak didaerah Cibolang Sandingtaman.
Salah satu air terjun di Curug 7
air terjun utama (no 1) di Curug 7 Panjalu
Kawasan wisata Curug 7 ini terletak dekat dengan situs situ lengkong, mungkin sekitar 5 km kearah tenggara mengikuti jalan raya Panjalu – Kawali,  kita akan mendapati papan penunjuk jalan kearah tempat wana wisata curug 7. Beberapa kali saya sempat mengunjungi tempat ini baik dari arah Panjalu ataupun Kawali, belokan jalan menuju lokasi curug 7 dari jalur Kawali – Panjalu memang tidak terlalu meyakinkan sebagai jalan menuju tempat wisata, jadi kadang kala kita harus bertanya pada penduduk sekitar untuk meyakinkan bahwa kita telah menempuh jalan yang benar untuk menuju lokasi Curug 7 ini. Jika kita menggunakan angkutan umum Kawali – Panjalu, kita bisa turun di pertigaan jalan menuju Curug 7, lalu melanjutkan dengan ojek yang mangkal disitu. Jika tujuan anda datang ke tempat ini untuk bersenang – senang, maka sangat tidak disarankan untuk berjalan kaki dari jalan raya sampai lokasi, walaupun jaraknya tidak sampai 4 km.
Warung di Parkiran Curug 7
Warung di Parkiran Curug 7
Parkiran Curug 7
Suasana Parkiran Curug 7
menuju gerbang Curug 7 dengan berjalan kaki
Peta Curug 7
Denah Lokasi Curug 7 Panjalu
Tiba di tempat parkir kendaraan, kita harus menitipkan kendaraan di tempat ini, lalu berjalan kaki sekira tiga ratus meter menyusuri jalan kecil di pinggir sawah untuk mendapati pintu gerbang masuk kawasan wana wisata Curug 7, dan membayar karcis di tempat ini. Sebenarnya kita diizinkan membawa kendaraan kita sampai kedalam lokasi ini, jika kita mengurus perizinan untuk kemping didalam area tempat wisata ini, pengurusan izin pun bisa dilakukan di loket pembelian karcis. Beberapa kali kesempatan saya mengunjungi tempat ini, tidak ada karcis resmi untuk parkir, jadi yang menjaga kendaraan kita adalah tukang warung yang berjualan di sekitar tempat parkir itu, tapi tak perlu khawatir, pengalaman saya disini tidak ada preman, dan orang sini ramah – ramah. Jadi cukup pastikan kendaraan anda terkunci dengan pengamanan yang maksimal.
Setelah membayar karcis masuk di pintu gerbang, kita bisa melihat denah / peta lokasi tempat wisata ini, yang terpampang digantung tak jauh dari loket karcis. Kita tinggal mengikuti petunjuk peta kemana arah tujuan pertama kita. Dibutuhkan kondisi fisik yang prima untuk mengunjungi semua lokasi air terjun atau curug yang ada di tempat ini. Tempat ini juga sudah dilengkapi dengan camping ground alias tempat kemping, toilet, juga mushola.
menikmati suasana sebelum masuk hutan pinus
Dari gerbang karcis kita tidak langsung mendapati air terjun, tapi kita harus melewati hutan pinus dengn jalur hiking yang lumayan menantang untuk mendapati air terjun – air terjun yang ada di lokasi ini. Tidak seperti lokasi wisata air terjun pada umumnya yang jalan untuk menuju air terjunnya biasanya adalah menurun, disini kebalikannya kita menanjak seperti mendaki gunung. Dan posisi lokasi 7 air terjun yang ada disini tidaklah dalam posisi yang berdekatan, namun perlu perjuangan yang cukup untuk mendapati setiap air terjun yang ada di sini, karena itulah saya memberi judul “Hiking Adventure di Curug Tujuh Ciamis” untuk tulisan ini.
Sepanjang jalur yang kita lalui di hutan pinus, terdapat beberapa warung yang menyediakan berbagai makanan dan minuman ala kadarnya. Sebentar berjalan di dalam hutan pinus ada persimpangan, yang turun adalah menuju ketempat kemping sedangkan yang terus mengikuti jalur akan bertemu dengan tanjakan yang berupa undakan anak tangga, inilah tanjakan terjal pertama yang harus kita lalui. Setelah menaiki undakan anak tangga, kita akan sampai di sebuah pertigaan, kita bisa memilih belok ke kanan untuk air terjun nomer 1, 2, 3, 4, dan 5, atau memilih belok kekiri untuk air terjun nomer 6 dan 7.
Meskipun namanya Curug 7 dan memang ada 7 air terjun di tempat ini, namun tidak semua air terjun yang ada di tempat ini bisa dinikmati. Air terjun nomer 2 dan nomer 3 adalah air terjun yang belum bisa dinikmati karena aksesnya tidak atau belum ada. Kebanyakan wisatawan yang datang kesini langsung menuju air terjun utama, atau curug 1.
Curug 1 adalah air terjun yang tertinggi diantara air terjun lainnya yang ada disini. Di curug 1 biasanya para wisatawan menikmati air terjun dengan mandi, foto – foto, atau sekedar menikmati pemandangan sambil menikmati cemilan diwarung yang ada disini. Bagi yang habis basah – basahan, tak perlu khawatir disini ada fasilitas kamar ganti walaupun sederhana. Air terjun nomer 2  atau curug 2 ada dibawah curug 1 dan merupakan aliran air dari curug 1. Aliran air ini akan terus sampai melewati camping ground.
 Curug 7 no 4
Air terjun no.4 Curug 7 Panjalu
Persiapkan perbekalan terutama air minum di Curug 1 ini untuk petualangan selanjutnya. Dari curug 1 kita bisa melanjutkan petualangan kita menuju air terjun nomer 4 atau curug 4, dengan menyeberangi sungai curug 1 terus menyusuri jalan setapak. Jalan setapak ini memiliki lebar sekira 50 cm dan sangat licin apabila musim hujan, jadi perlu kewaspadaan ekstra karena disebelah kanan anda adalah jurang. Pada saat menemui persimpangan, jangan ambil jalur yang menurun, karena itu akan membawa kita ke camping ground lalu ke gerbang keluar. Saya tidak bisa memperkirakan secara pasti jarak dari curug 1 ke curug 4, hanya saja secara normal jarak ini bisa di tempuh dalam 15 hingga 20 menit.
Air terjun nomer 4 ini lebih lebar dari curug 1, namun lebih pendek. Pada musim kemarau ketika debit airnya menurun, air terjun ini  membentuk dua aliran air terjun kecil sehingga membentuk seperti air terjun kembar. Tempat untuk bermain – main disini lumayan lega, bisa di pake buat berfoto dari berbagai sudut. Di bawahnya adalah jurang yang penuh dengan semak belukar. Dengan posisi yang lumayan jauh dari air terjun utama (curug 1), kecuali hari libur lokasi ini menjadi cenderung sepi pada hari – hari biasa, sehingga tak jarang dimanfaatkan suntuk jadi tempat pacaran yang tidak senonoh.
Curug 5 dari 7
Air terjun ke 5 (Curug 5) Curug 7 Panjalu
Puas menikmati curug 4, kita lanjutkan perjalanan menuju air terjun nomer 5. Jalur yang harus kita lalui kini merupakan jalan setapak berundak – undak dengan tanjakan terjal. Pada kondisi jalan licin perlu kewaspadaan ekstra untuk menempuh jalur ini, tak jarang kita harus mencari pegangan darurat untuk sekedar menjaga keseimbangan tubuh supaya tidak terjerembab ke tebing di salah satu sisi jalan yang kita lalui. Dibutuhkan sekitar 20 hingga 30 menit perjalanan dari lokasi curug 4 untuk mencapai curug 5 ini.
Curug 5 adalah hulu dari aliran sungai curug 3 dan curug 4. Luas lokasinya hampir sama dengan curug 4, bahkan lebih luas sedikit, hanya saja disini lokasinya cukup rimbun. Dibawah curug 5 ini terdapat air terjun pendek yang merupakan curug 3, dan aliran sungainya terus mengalir ke curug 4. Lokasi yang rimbun dan tampias air yang lumayan kencang menerpa badan kita, memberikan sensasi kesegaran tersendiri bagi tubuh yang lelah setelah menempuh jalur hiking yang lumayan menantang tadi. Bagi yang mau foto – foto perlu berhati – hati jika gadget anda tidak tahan air, karena tampias airnya lumayan menggangu.
Jalan mendaki menuju ke curug 6 dan 7
Jika berniat mengakhiri petualangan sampai disini, maka dengan mengikuti jalur yang ada di peta kita bisa langsung memotong menuju ke camping ground alias tempat kemping untuk kemudian menuju gerbang keluar kawasan lokasi curug tujuh. Namun jika kondisi fisik masih sanggup, atau masih penasaran dengan curug nomer 6 dan nomer 7 maka mari kita lanjutkan perjalanan kita.
Jika sudah terlanjur turun sampai ke camping ground, kita tinggal belok kanan lalu mengulang jalur sewaktu kita masuk pertama kekawasan ini, sampai di simpang tiga lalu belok kiri menuju arah curug 7 dan curug 6. Namun bagi saya pribadi yang lebih asyik adalah kembali melalui jalur menuju curug 1 lalu terus ke pertigaan, karena bisa menghemat sedikit tenaga.
Pertigaan adalah tempat terakhir untuk mempersiapkan perbekalan kita sebelum menempuh jalur hiking menuju curug 6 dan 7. Perjalanan akan di tempuh sekira 45 menit sampai 1 jam dari pertigaan ini. Kita harus bersiap perbekalan di pertigaan ini karena sepanjang jalur yang akan kita lewati tak akan kita temui lagi warung yang menjual minuman ataupun cemilan. Lepas dari pertigaan kita akan berjalan jauh menerobos masuk ke hutan dengan kontur jalan setapak yang terus menanjak.
Curug 7 bukan tempat bermain
Suasana air terjun nomer 6 dan 7
Perjalanan yang lumayan panjang dengan ditemani gemuruh suara deras aliran air, dan suara serangga hutan, serta gemerisik dedaunan yang tertiup angin gunung menghadirkan suasana yang menyejukan, meski perjalanan ini lumayan melelahkan. Terkadang kita menemui tanjakan terjal, terkadang hampir putus asa karena tak kunjung sampai juga ke tujuan. Makin mendekati area air terjun udara terasa makin lembab dan tanah jalan setapak mulai licin oleh lumut.
Lokasi curug nomer 6 dan nomer 7 ini cukup sempit, curugnya hanyalah air terjun pendek yang ada di aliran sungai kecil yang lebarnya mungkin tak sampai 1 meter. Dengan letak lokasi yang begitu jauh di dalam hutan, tempat ini cenderung sangat jarang dikunjungi. Tanahnya yang cenderung licin oleh lumut membuat kita harus terus berwaspada dalam melangkah. Selain tanah yang licin dan lembab kita juga harus mewaspadai gangguan dari binatang liar yang ada disini semisal kelabang dan juga pacet penghisap darah. Jika merasa terlalu lelah, kita bisa mandi di air terjun nomer 7 dengan air yang jauh dari polusi serta dingin menyegarkan. Puas mandi di air terjun nomer 7 kita pulang dengan jalur yang kita lewati tadi. Walaupun kelelahan mendera, namun sebanding dengan kenikmatan petualangan yang di dapat.
Dari semua air terjun yang ada di kawasan wana wisata curug tujuh ini, semua air terjunnya cukup menarik. Hanya saja adalah satu permasalahan yang cukup menggangu dan merupakan masalah klasik di hampir semua tempat wisata di negeri ini, adalah rendahnya kesadaran dan kepedulian serta kedisiplinan para pengunjung untuk masalah sampah dan vandalisme alias corat – coret. Adalah sangat tidak menarik melihat banyaknya sampah plastik yang ada di sekitar jalur hiking, terutama di sekitar curug 4. Adalah kewajiban semua pengunjung untuk tidak mengotori hutan wisata yang indah ini dengan sampah dan corat – coret ga penting.

by : https://asepgorbachev.wordpress.com/hiking-adventure-di-curug-tujuh-ciamis/